Microsoft, Facebook dan Google Dukung Apple Lawan FBI

Susetyo Dwi Prihadi | CNN Indonesia
Minggu, 28 Feb 2016 11:00 WIB
Perusahaan teknologi di AS ramai-ramai mendukung Apple untuk melawan perintah FBI dan Departemen Kehakiman.
Demo mendukung Apple menolak perintah FBI di Apple Stroe (REUTERS/Lucy Nicholson)
Jakarta, CNN Indonesia -- Sejumlah perusahaan teknologi di Amerika Serikat bersatu untuk mendukung Apple untuk melawan perintah Departemen Kehakiman dan FBI untuk membuka enkripsi iPhone 5c milik Syed Ridwan Farook, pelaku penembakan di San Bernardino.

Membentuk semacam kelompok, MIcrosoft, Facebook, Google dan kemungkinan akan bergabung Twitter serta Amazon untuk mendukung Apple melawan pemerintah Amerika Serikat.

"Masalah ini selaras dengan industri ini dan Facebook berpartisipasi dengan bergabung dengan perusahaan teknologi lainnya," kata juru bicara jejaring sosial itu, seperti yang dikutip dari PC World.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Kasusnya  bermula pada 2 Desember 2015 kemarin, Farook dan sang istri Tashfeen Malik yang merupakan warga AS keturunan Pakistan menembak mati 16 orang di fasilitas disabilitas di San Bernardino, California. Usai menembak, kedua orang itu melarikan diri dengan mobil namun akhirnya terbunuh dalam baku tembak dengan polisi.

Hakim Sheri Pym dari pengadilan California meminta kepada Apple untuk membantu FBI agar membongkar kode enkripsi dari iPhone milik Farook tersebut. Karena, bila dipaksa dibongkar, maka data-data yang ada di ponsel tersebut akan rusak dengan sendirinya.

Kemudian Apple mengajukan banding karena yang dipermasalahkan bukan membongkar iPhone semata, tapi Departemen Kehakiman dan FBI mencoba mencari kunci untuk membongkar privasi secara keseluruhan.

Departemen Kehakiman sendiri mengajak Microsoft President dan Chief Legal Officer Brad Smith untuk mendengarkan pendapatnya. Saat itu dia mempertanyakan undang-undang All Writs Act yang ditulis dan disahkan oleh tahun 1911.

Menurut pendapat Apple, Microsoft dan perusahaan teknologi lainnya, setuju undang-undang saat ini sudah ketinggalan jaman dan Kongres harus meninjau statuta.

Smith mengatakan pada sidang bahwa Microsoft setuju dengan Apple bahwa tempat yang tepat untuk membawa diskusi adalah DPR dan Senat, sehingga mereka yang dapat membuat keputusan ini.

Pemerintah memiliki kesempatan untuk mencari amandemen hukum untuk mengejar kepentingan penegakan hukum yang ada, Apple mengatakan dalam pengajuan bandingnya. "Namun, bukannya mengejar undang-undang baru, pemerintah mundur dari Kongres dan berbalik ke pengadilan," tambahnya.

(tyo)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER