Jakarta, CNN Indonesia -- Setelah pertama kali diluncurkan di kota Medan, aplikasi Paprika yang memberi pengembalian tunai (cashback) hingga 30 persen dari setiap transaksi belanja, menjajal peruntungannya di Jakarta dengan target menambah jumlah pengguna dan meraup untung di pasar yang sangat penting bagi perusahaan digital lokal.
Melalui aplikasi Paprika yang tersedia di iOS dan Android, pengguna bisa belanja seperti biasa di toko, kafe, atau tempat favorit seperti Gold’s Gym, Ron's Laboratory, Alegro, dan lain-lain. Pada saat akan membayar, pengguna hanya perlu menunjukkan QR Code yang ada di aplikasi Paprika dan mereka mendapatkan cashback minimal 10 persen dari total tagihan.
Perusahaan ini didirikan oleh sejumlah pemuda asal Medan. Mereka adalah Kalvin Yap (CEO), Welly Huang (CTO), Indra Halim (CMO), dan Wiyono Sumono (Chairman).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Layanan seperti ini terbilang baru dan belum ada pemain dominannya di Indonesia. Paprika sendiri bersaing secara tidak langsung dengan Snapcart milik Ardent Capital, yang memungkinkan pengguna mendapatkan cashback dengan mengambil foto struk belanja mereka.
Paprika menerapkan metode yang beda dengan Snapcart. Paprika langsung memberikan cashback dalam bentuk poin akun pengguna di aplikasi. Poin itu kemudian bisa dibelanjakan di berbagai outlet Paprika layaknya uang.
Baca juga:
Pengguna Internet Indonesia Tumbuh Berkat SmartphoneTak seperti penawaran dari situs daily deals yang harus menukar bonus dengan batas waktu, bonus yang yang diberikan Paprika ini bisa dipakai kapan saja dan di mana saja pada tempat yang telah bekerjasama dengan Paprika. Perusahaan menyebutnya "universal cashback."
Sistem poin di Paprika juga fleksibel. Pengguna bisa mendapatkan poin hanya dengan berbelanja minimal Rp 20.000. Lalu, mereka bisa segera menggunakannya bila sudah mengumpulkan 10.000 poin (senilai dengan Rp 10.000).
“Kami ingin mengubah cara pemilik usaha mempromosikan usaha mereka ke konsumen dan membuat standar baru di industri ini,” jelas Kalvin Yap, CEO Paprika.
Paprika saat ini telah bekerja sama dengan lebih dari 400 outlet, termasuk diantaranya restoran, kafe, bar, pusat kebugaran, pusat kecantikan, dan karaoke keluarga.
Nilai Transaksi di Medan Rp 7 MiliarSejak diluncurkan pada Juli 2015, aplikasi ini mendapat sambutan positif di Medan. Mereka memiliki lebih dari 30.000 pengguna terdaftar dan memproses 45.000 transaksi di Medan. Secara total, perusahaan sudah memproses nilai transaksi lebih dari Rp 7 miliar.
Paprika mengusung model bisnis yang tidak memungut biaya di muka dari tempat usaha yang bermitra dengan mereka. Sebaliknya, Paprika menggunakan model kerjasama berbasis performa. Tempat usaha mitra paprika tidak perlu membayar sepeserpun jika tidak ada pengguna paprika yang datang dan berbelanja. Satu-satunya yang perlu mereka lakukan adalah memberikan cashback minimal 10 persen ke pengguna. Dengan begitu, perusahaan mitra bisa menjalankan kerja sama ini tanpa ada resiko sama sekali.
Baca juga:
Tren E-commerce Perlu Didorong Perusahaan FintechPaprika sendiri meraih untung dengan mengutip sejumlah uang dari biaya transaksi yang terjadi antara mitra dan pengguna aplikasi Paprika.
Paprika juga memberi semacam peranti lunak kepada mitra untuk melihat sistem analisis sebagai informasi transaksi yang terjadi berkat aplikasi Paprika. Dengan ini mitra bisa mengukur efektivitas dan mengetahui siapa pembeli mereka.
“Kami ingin membantu mempromosikan tempat usaha mitra kami, sehingga mereka bisa lebih fokus membuat produk yang berkualitas, serta memberikan layanan yang memuaskan,” kata Kalvin.
Di tahun 2016, Paprik menargetkan bisa bermitra dengan 2.000 tempat usaha di Indonesia.
(adt)