GERHANA MATAHARI TOTAL

Tips Berfoto Selfie Saat Gerhana Matahari Total

Hani Nur Fajrina | CNN Indonesia
Senin, 07 Mar 2016 16:33 WIB
Bila ingin tetap memotret khususnya foto selfie saat Gerhana Matahari Total, Lapan punya tipsnya
Dosen astronomi Institut Teknologi Bandung (ITB) dan mantan kepala observatorium Bosscha, Moedji Raharto. (CNN Indonesia/Hani Nur Fajrina)
Jakarta, CNN Indonesia -- Saat Gerhana Matahari Total pada 9 Maret 2016 nanti, tidak disarankan bagi warga untuk memotret fenomena ini menggunakan kamera ponsel pintar. Bila tetap ingin selfie di tengah Gerhana Matahari Total ini, berikut tips dan triknya.

Peneliti astronomi Observatorium Bosscha Moedji Raharto serta peneliti dari Lembaga Penerbangan dan Astronomi Nasional (Lapan) Rhorom Priyatikanto menyatakan sebaiknya tidak menggunakan kamera ponsel untuk ber-selfie.

Rhorom mengatakan, jika ingin mendapatkan foto Matahari yang bulat tanpa terkena silau cahaya, kamera harus dilengkapi dengan filter.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Ada pula contoh selfie yang aman buat ponsel dan pandangan kita. Salah satunya yang paling populer selfie di bawah bayang-bayang pohon," tutur Rhorom kepada CNN Indonesia.

Selfie yang dimaksud Rhorom di sini agak berbeda dari swafoto pada umumnya yang menampilkan wajah menggunakan kamera depan. Rhorom mengacu pada foto diri sendiri yang diambil dalam posisi membelakangi arah gerhana.

Dok. NASA 'Astronomy Picture of the Day' / Simon Fishley, South African Astronomical Observatory (SAAO)

Foto di atas merupakan hasil jepretan Simon Fishley dari South African Astronomical Observatory (SAAO) pada Januari 2009 saat Gerhana Matahari di Cape Town, Afrika Selatan.

Dijelaskan di laman NASA yang mengunggah foto tersebut, bahwa pada umumnya di antara dedaunan di pohon itu berfungsi sebagai lubang jarum yang menghasilkan sebagian cahaya Matahari. Sementara kaos yang dikenakan orang tersebut berfungsi sebagai "layar".

Kala itu di Cape Town mengalami Gerhana Matahari dengan totalitas 65 persen. Ketika piringan Matahari tertutup oleh Bulan, maka yang dihasilkan di kaos tersebut berupa siluet Bulan.

Sementara Moedji yang merupakan dosen astronomi di Institut Teknologi Bandung (ITB) menambahkan bahwa masyarakat harus lebih paham bahwa kacamata hitam atau sunglasses tidak sepenuhnya bersifat protektif.
 
Menurut Moedji, kita tidak tahu secara pasti intensitas kacamata hitam seberapa besar dan kuat. "Dia hanya sekadar hitam saja, belum tentu bisa melindungi mata," katanya saat ditemui di ruang baca Observatorium Bosscha beberapa waktu lalu.

Moedji juga menambahkan, sebaiknya orang-orang menggunakan kacamata dari bahan black polymer agar melihat ke arah Matahari warnanya bisa menjadi agak kemerahan. Intensitas cahayanya bisa tereduksi, katanya.

[Gambas:Video CNN]


Selain itu, ia menekankan bahwa kacamata yang bisa digunakan selama menyaksikan Gerhana Matahari Total setidaknya mampu mengurangi cahaya sebanyak 1:1.000.000 lebih lemah, atau sama saja ketika mata telanjang menatap cahaya Bulan purnama.

Gerhana Matahari Total 9 Maret esok hanya akan terlihat dari kawasan Nusantara dengan lokasi terbaik hanya terletak di 12 provinsi saja. Negara tetangga seperti Singapura, Malaysia, Thailand, hingga Australia hanya mendapat Gerhana Matahari sebagian. (tyo)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER