Jakarta, CNN Indonesia -- Badan antariksa Eropa (ESA) dan Roscosmos dari Rusia berkolaborasi dalam misi sambangi ExoMars. Sesuai namanya, dua badan antariksa ini bersatu untuk meluncurkan pesawat nirawak ke Planet Mars.
Pesawat Schiaparelli bersama pesawat induknya yang diberi nama ExoMars Trace Gas Orbiter (TGO) ini telah meluncur ke luar angkasa pada 14 Maret lalu di Baikonur, Kazakhstan menggunakan roket Proton-M.
Melansir situs ESA, proses peluncuran dan Schiaparelli dan TGO berlangsung dengan baik seiring pengiriman sinyal yang langsung diterima pusat pengendali ESA di Darmstadt, Jerman.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dua wahana antariksa robotika ini akan menjelajahi luar angkasa bersama-sama, hingga Schiaparelli memisahkan diri dari pesawat induk TGO yang dijadwalkan pada 16 Oktober mendatang saat berada di jarak 900 ribu kilometer dari Mars.
Kemudian pada 19 Oktobernya, Schiaparelli akan masuk atmosfer Planet Merah dengan bantuan parasut yang dibenamkan di bodinya, lalu mendarat di permukaan. Proses Schiaparelli masuk atmosfer Mars hingga melakukan pendaratan diprediksi memakan waktu 6 menit.
Sementara TGO akan masuk ke orbit di sekitar Mars pada jarak terdekat di 300 kilometer dan terjauhnya 96 ribu kilometer.
Salah satu tujuan misi ExoMars ini adalah melanjutkan deteksi senyawa metana yang ditemukan oleh pesawat robotika Mars Express milik ESA pada tahun 2004 silam.
TGO juga akan memotret permukaan Mars dari orbit yang diharapkan bisa menghasilkan data baru, serta mampu mendeteksi endapan air es yang tertimbun.
"Kita tak hanya mencari data ilmiah kelas dunia, namun juga membuka jalan agar misi ExoMars kedua bisa terlaksana yang tentunya akan memperluas kemampuan kami dari observasi orbit, permukaan, hingga ke bawah permukaan Mars," ucap Director of Science ESA, Alvaro Gimenez.
(tyo)