Benturan Dahsyat, Peristiwa yang Diduga Melahirkan Bulan

Deddy S | CNN Indonesia
Senin, 01 Feb 2016 02:20 WIB
Sejumlah ilmuwan membuktikan Bulan terbentuk dari hasil benturan dahsyat Bumi dengan batu besar seukuran Mars.
Bulan (CNN Indonesia/Reuters/Kyodo)
Jakarta, CNN Indonesia -- Ada sejumlah teori terciptanya Bumi dan Bulan. Salah satunya adalah bahwa pada sekitar 100 juta tahun lalu, Bumi dan Bulan terbentuk sebagai hasil dari sebuah benturan dahsyat.

Benturan itu antara sebuah batu raksasa seukuran Mars, yang kemudian disebut Theia, yang menghantam proto-Bumi. Material hasil tubrukan itu berpencaran ke orbit dan akhirnya membentuk bulan.

Teori ini mendekati kebenaran melalui hasil penelitian sekelompok ilmuwan dari Universitas California di Los Angeles. Mereka menemukan ada kesamaan material batuan yang membentuk Bumi dan Bulan.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Bebatuan yang membentuk Bumi dan Bulan diduga benar-benar menyatu sebelum Bumi dan Bulan terpisah. "Ini mengindikasikan bahwa benturan yang melahirkan Bulan adalah benturan berenergi tinggi," kata Edward Young, seorang cosmochemist dan geochemist dari Universitas California di Los Angeles.

Peneliti menganalisis tujuh sampel batu yang diambil dari Bulan oleh misi Apollo 12, 15, dan 17. Mereka juga meneliti satu meteor bulan, yang diduga sebagai batu hasil tubrukan.

Peneliti fokus pada rasio antara perbedaan isotop oxygen di batu-batu itu. Isotop dari sebuah elemen punya jumlah neutron yang berbeda satu sama lain. Sebagai contoh, oxygen-16 punya delapan neutron pada nukleusnya. Sementara oxygen-17 punya sembilan.

Rasio pada oxygen-17 dibandingkan oxygen isotop lain biasanya semakin kecil apabila planet dan bulannya lebih besar. Ini berarti, planet dan bulan yang berbeda punya tanda isotop yang berbeda juga.

Tapi peneliti kemudian mendapati bahwa Bumi dan Bulan punya rasio isotop oxygen tak terbedakan, yaitu 5 bagian per juta, untuk oxygen-17.

"Sementara kami terus meningkatkan kemampuan kami untuk melakukan pengukuran, bulan dan Bumi terus memiliki kemiripan dalam hal isotop," kata Young, seperti dikutip space.com.

Penelitian lain sebelumnya menyatakan ada perbedaan rasio isotop oxygen antara Bumi dan Bulan yaitu 12 bagian per juta, untuk oxygen-17.

Young dan para koleganya mengatakan, analisis yang mereka lakukan lebih presisi ketimbang studi sebelumnya. Sebabnya, mereka mampu mengidentifikasi dan mengatasi error besar, seperti kontaminasi air.

Penelitian ini diterbitkan di jurnal Science edisi 29 Januari. (ded/ded)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER