Jakarta, CNN Indonesia -- Setelah laporan dari media Gizmodo tersebar luas mengenai keinginan para karyawan Facebook agar menyetop kampanye bakal calon presiden Amerika Serikat Donald Trump. Pengusaha
nyentrik ini pun angkat bicara.
Trump yang berasal dari Partai Republik mengklaim bahwa ia adalah salah satu "bintang hebat" di jejaring sosial besutan Mark Zuckerberg itu.
"Saya menyukai Facebook dan saya sangat sukses di jejaring sosial itu. Kalau tidak salah kami sudah dapat 7 juta orang (yang memberi
likes laman Facebook). Saya pikir ada 16 atau 17 juta orang di Facebook, Twitter, dan sebagainya. Belum ada yang (mendapat
likes) sebanyak itu," ungkap Trump kala itu, seperti dilansir dari Gizmodo.
Ia menyambung, "menurut saya Facebook itu bagus dan saya tidak bisa membayangkan mereka melakukan sesuatu (untuk menghentikan kampanye). Ada orang yang bilang saya adalah salah satu bintang besar di Facebook jadi kita lihat saja apakah Facebook akan melakukan sesuatu. Facebook adalah cara baik untuk berkomunikasi, seperti Twitter."
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Seperti diketahui laman resmi Facebooknya memang memiliki lebih dari 7 juta likes. Angka tersebut lebih banyak dibanding kandidat presiden lain. Laman Facebook Bernie Sanders hanya mendapat 3,8 juta likes, Hillary Clinton 3,2 juta likes, dan Ted Cruz 2,1 juta likes.
Namun tentu saja jika dibandingkan Presiden Barack Obama mereka tertinggal jauh. Laman Facebook Obama menghasilkan lebih dari 48 juta
likes.
Sebelumnya ada bocoran hasil pemungutan suara internal para karyawan Facebook mengenai hal-hal yang mereka ingin tanyakan kepada Zuckerberg.
Di screenshot tersebut terlihat ada lima pertanyaan paling populer, yakni
"what responsibility does Facebook have to help prevent President Trump in 2017?"Pertanyaan tersebut dianggap krusial sebab Facebook digunakan oleh lebih dari 1 miliar orang di seluruh dunia, dan perusahaan bisa bisa saja membenahi algoritma untuk membenamkan konten Trump.
Seorang profesor etika jurnalisme di University of Wisconsin-Madison Robert Drechsel menciptakan dilema mengenai posisi Facebook. Menurutnya, Facebook memiliki tanggung jawab yang sama seperti perusahaan media lain,
Ia menilai, Facebook harus menyediakan ulasan atau pemberitaan yang cermat, akurat, adil, utuh, dan kontekstual. Pada intinya, jika Facebook menyingkirkan konten Trump sifatnya legal, namun tidak etis.
(tyo)