Jakarta, CNN Indonesia -- Pemerintah Amerika Serikat dikabarkan berencana untuk memmbuat layanan sejenis WhatsApp dan iMessage, namun anti-sadap atau diretas.
Layanan ini sendiri dikembangkan oleh The Defense Advanced Research Projects Agency (DARPA). Dalam situs resminya, mereka memberi semacam sayembara agar pengembang bisa membuat layanan tersebut, baik dalam versi web atau aplikasi.
Nantinya, pengguna aplikasi adalah para pasukan militer, seperti komunikasi antara pasukan dan pangkalan, walaupun tidak menutup kemungkinan layanan ini bisa digunakan untuk khalayak umum alias dikomersialkan.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
DARPA sangat penting untuk pengembangan Arpanet , pendahulu internet, dan jaringan internet anonim atau dikenal sebagai web gelap.
"Eksekutif bisa yakin bahwa sistem logistik mereka efisien, tepat waktu dan aman dari hacker," kata pemberitahuan tersebut.
Nantinya, DARPA juga menginginkan agar layanan ini mempunyai fitur untuk merusak pesannya secara otomatis atau self self-destructing message. D ARPA memperingatkan bahwa layanan pesan militer AS saat ini tidak layak digunakan karena rentang terhadap intersepsi.
Apa yang dilakukan oleh DARPA ini memang agak kontradiktif, sebab, selama ini pemerintah Amerika Serikat (AS) pernah mengkritik Whatsapp setelah menyematkan fitur
end-to-end enkripsi, begitu juga halnya dengan iMessage.
(tyo)