Jakarta, CNN Indonesia -- Rencana WhatsApp untuk mengamankan percakapan para penggunanya sebenarnya sudah mulai dilakukan sejak satu setengah tahun terakhir, dan hari ini Rabu (6/4) layanan tersebut mulai bisa digunakan, termasuk oleh pengguna di Indonesia.
Sistem enkripsi WhatsApp bersifat
end-to-end. Ini artinya, hanya pengirim dan penerima saja yang bisa membaca pesan, sementara jalur data diamankan dan bahkan WhatsApp pun tidak bisa mengintip isi pesan penggunanya.
Dengan pengguna aktif lebih dari satu miliar orang, sistem enkripsi ini dilihat WhatsApp sangat penting. Terlebih lagi belakangan ini banyak sekali kasus yang mengancam privasi pengguna Internet.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Belakangan ini banyak sekali pembicaraan mengenai layanan enkripsi. Kami sadar akan upaya penegak hukum untuk menjaga keamanan, namun melemahkan sistem enkripsi yang dimanfaatkan penjahat siber, hacker dan negara tertentu," kata pendiri WhatsApp Jan Koum melalui blog perusahaan.
Sistem enkripsi yang diterapkan WhatsApp tidak biasa, karena mereka bekerjasama dengan perusahaan swasta yang dikelola para hacker, Open Whisper Systems. Dalam blognya perusahaan ini menjelaskan apa saja yang sudah diamankan di WhatsApp.
"Semua termasuk percakapan, grup chat, lampiran, pesan suara dan panggilan telepon di Android, iPhone, Windows Phone, Nokia S40, Nokia S60 BlackBerry dan BB10," klaim perusahaan.
WhatsApp juga mengklaim tidak menyimpan data apa pun terkait percakapan penggunanya.
Sistem enkripsi WhatsApp sebenarnya bukan hal baru, dan metode seperti ini sudah diterapkan oleh aplikasi sejenis, sebut saja Signal yang menjadi aplikasi favorit Edward Snowden.
(eno/tyo)