Jakarta, CNN Indonesia -- Setelah melakukan uji coba pada awal Maret lalu, Opera resmi memperkenalkan fitur pemblokir iklan untuk versi developer yang disisipkan langsung ke dalam layanan perambannya pada versi desktop dan mobile.
Dengan adanya fitur ini, Opera mengklaim bahwa konsumsi RAM bisa lebih hemat dan pengguna bisa berselancar dengan lebih cepat ketimbang menggunakan pemblokir iklan pihak ketiga.
Sebelum bisa menikmati fitur ini, pengguna harus mengaktifkannya terlebih dahulu melalui menu Settings pada peramban (browser) Opera. Pasalnya, fitur pemblokir iklan tidak dirancang agar aktif pada kondisi default.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Untuk melengkapi fitur tersebut, peramban yang diakusisi oleh perusahaan konsorsium asal China ini juga merilis sebuah alat yang memungkinkan pengguna untuk membandingkan kecepatan memuat situs tertentu saat diakses tanpa iklan dan ketika dibanjiri iklan.
Opera bukanlah satu-satunya produsen peramban yang menyajikan pemblokiran iklan sebagai fitur untuk menarik hati para penggunanya. Pada 2015 lalu, Apple sudah menghadirkan fitur serupa pada sistem operasi iOS versi 9.
Sementara tahun ini, Samsung mulai mengembangkan fitur serupa pada peramban Android. Namun tak berselang lama, Google menghentikan usaha Samsung tersebut.
Bisa jadi, fitur pemblokir iklan ini merupakan langkah Opera untuk menambah pangsa pasarnya setelah digerus oleh sejumlah peramban lainnya seperti Chrome, Safari, dan Internet Explorer.
Saat ini, jumlah pengguna bulanan Opera versi desktop sendiri sudah mencapai 60 juta orang. Sementara untuk versi mobile, ada sekitar 120 juta pengguna.
Berdasarkan data yang dirilis oleh sebuah perusahaan analis, NetMarketShare, hingga April 2016, Opera hanya memiliki pangsa pasar 1,89 persen. Jauh tertinggal dari Chrome dengan 41,67 persen dan Internet Explorer 41,37 persen. Sementara posisi ketiga, ditempati oleh Firefox dengan 9,76 persen dan diikuti oleh Safari 4,91 persen.
Sebelumnya, Opera juga sempat menghadirkan fitur Virtual Private Network (VPN). VPN tersebut bisa dipakai pengguna Opera untuk memanipulasi tempat di mana mereka mengakses Internet. Dalam pilihannya hanya ada tiga negara, Amerika Serikat, Kanada dan Jerman.
Fungsi VPN pada peramban sebenarnya bukan hal baru, namun biasanya pengguna harus mengunduh ekstensi atau membayar ke layanan tertentu untuk mendapatkannya. Opera mengambil langkah radikal.
"Kami adalah browser besar pertama yang mengintegrasikan fungsi VPN secara gratis dan tanpa batas," tulis pernyataan Opera pada situs resminya.