Jakarta, CNN Indonesia -- Pengiriman produk ponsel pintar (smartphone) di Indonesia pada kuartal pertama 2016 mencapai 6,5 juta unit, yang masih dikuasai oleh produk Samsung namun vendor asal China terus memperluas pangsa pasar, menurut laporan terkini Quarterly Mobile Phone Tracker dari International Data Corporation (IDC) Indonesia.
Lembaga riset mencatat bahwa angka ini mengalami pertumbuhan 2,7 persen dari tahun ke tahun (YoY), tetapi mengalami penurunan 22,2 persen dari kuartal ke kuartal (QoQ).
Menurut Senior Market Analyst Client Devices IDC Indonesia, Reza Haryo, terdapat dua faktor yang membuat pengiriman ini melambat. Pertama, kinerja sell-out yang relatif rendah di kuartal empat 2015 yang mengakibatkan carry-over pada kuartal kedua 2016. Kedua, pasar mengalami pelambatan setelah periode Tahun Baru China.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Dengan demikian terjadi pengiriman yang melambat pada akhir Februari dan awal Maret," kata Reza dalam siaran pers yang diterima CNNIndonesia.com.
Samsung masih menjadi penguasa pasar ponsel pintar Indonesia dengan 33 persen. Menurut Reza, mereka bisa tumbuh berkat upaya promosi besar, penawaran cashback, dan bundel dengan layanan seluler untuk seri Galaxy J.
Sementara produk-produk ponsel pintar asal China menurut IDC terus memperluas pasar merek di Indonesia sebesar 23 persen di kuartal pertama 2016, dibandingkan 21 persen pada kuartal sebelumnya dan 12 persen pada tahun lalu. Pangsa pasar produk asal China ini lebih besar dibandingkan produk lokal di Indonesia.
IDC mencatat Oppo masih jadi produsen asal China yang terbesar di Indonesia. Kampanye mereka memfokuskan pada promosi ponsel model baru dan perusahaan memberi insentif bagi pengecer yang menjual Oppo F1.
Di sisi lain Lenovo terus membangun pijakan yang kuat dengan menjalin kemitraan dengan enam etailer (e-commerce) di Indonesia untuk menjual model yang banyak dinanti konsumen, seperti Lenovo K4 yang dibundel dengan perangkat virtual reality.
Dari sekian banyak merek ponsel di Indonesia, vendor yang berada dalam daftar lima besar adalah Samsung (dengan pertumbuhan YoY sebesar 16 persen), Oppo (tumbuh 187 persen YoY), Asus (tumbuh 24 persen YoY), Advan (mengalami penurunan pengiriman 12 persen), dan Evercoss (mengalami penurunan 15 persen).
IDC mencatat saluran penjualan online mengalami penurunan 40 persen di kuartal ini, di mana saluran itu menyumbang 3,6 persen dari total penjualan ponsel pintar.
Menurut Reza, saluran online saat ini masih tumbuh subur untuk mengenalkan model baru yang kebanyakan mengandalkan penjualan flash sale untuk membangun sensasi. Namun, di kuartal ini tidak banyak model ponsel pintar yang diluncurkan melalui e-commerce.
IDC juga mencatat pengiriman ponsel pintar berteknologi 4G LTE mencapai 3,3 juta unit atau menyumbang 52 persen dari pengapalan ponsel pintar di kuartal pertama 2016.
Di kuartal ini pula, untuk pertama kalinya menurut IDC, volume pengiriman ponsel pintar 4G melampaui ponsel 3G. Perkembangan ini didorong banyak mengalirnya ponsel 4G LTE yang dibanderol mulai dari US$100 sampai US$150 ke Indonesia, termasuk dari merek Samsung, Lenovo, dan Oppo.
Vendor lokal juga berusaha mendapatkan pasarnya untuk ponsel 4G LTE, terutama mengincar mereka yang baru beralih dari ponsel fitur ke ponsel pintar untuk memanfaatkan media sosial dan tujuan hiburan.
Rata-rata harga jual ponsel 4G di awal tahun ini tumbuh menjadi US$141 dari US$111 di kuartal empat 2015. Reza memprediksi pertumbuhan ponsel 4G LTE di Indonesia akan tetap kuat dengan pertumbuhan dua digit selama beberapa tahun ke depan.
(adt/adt)