Setelah LG G5, Saatnya Tren Ponsel Modular

Hani Nur Fajrina | CNN Indonesia
Selasa, 24 Mei 2016 17:07 WIB
Kendati LG G5 tak sesuai harapan, masih banyak yang berharap ponsel modular akan menjadi sebuah tren baru.
Ponsel modular Google yang digarap dalam Project Ara. (Dok. Facebook/ Phonebloks)
Jakarta, CNN Indonesia -- Konsep ponsel modular menjadi daya tarik dari Project Ara yang sudah dikembangkan sejak beberapa tahun lalu oleh Google. Namun boleh dibilang LG menjadi pihak pertama yang memasarkannya melalui ponsel Android G5 dan G5 SE.

Mengutip The Next Web, saat LG G5 diperkenalkan secara global pada ajang Mobile World Congress beberapa waktu lalu di Barcelona, Spanyol, tak sedikit yang meremehkan konsep modularnya.

Kala itu, banyak yang berharap kerangka LG G5 bisa diselipkan komponen atau modul dari luar, namun justru yang disuguhkan adalah slot bagian bawah yang menjadi tempat tambahan modul. G5 dianggap "half-assed" alias hanya setengah badan saja.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Lalu G5 dinilai tidak mewakili apa yang diharapkan sebagian besar orang mengenai otonomi ponsel pintar yang sejak awal sudah dibicarakan oleh Google dalam pengembangan Project Ara.

Kendati begitu, LG tetap dianggap sudah cukup inovatif dan realistis untuk bisa memproduksi ponsel pintar modular -- setidaknya merealisasikan apa yang selama ini telah direncanakan oleh Google.

Lebih lanjut, keduanya memang memiliki perbedaan dari segi penggunaannya.

LG G5 dan G5 SE peranti kerasnya bisa dilepas -- pada bagian bawah slot baterai lebih tepatnya -- untuk tempat modul lain yang hendak disematkan.

Jadi apabila pengguna ingin menambahkan amplifier portable yang mampu memproduksi audio kualitas tinggi, tinggal sematkan modul Hi-Fi Plus ke bagian slot bawah.

Sementara bagian bodi belakang Ara tidak mulus layaknya ponsel pintar pada umumnya, namun terdiri dari enam buah slot generik yang kompatibel dengan berbagai modul. Slot tersebut tidak akan mengubah bentuk ataupun kerangka ponsel Ara.

LG G5 SE, ponsel modular pertama yang masuk ke Indonesia (CNN Indonesia/Hani Nur Fajrina)
Project Ara yang dikembangkan oleh divisi Advanced Technology and Projects (ATAP) ini bakal menyediakan sejumlah modul yang bisa dibongkar-pasang seperti speaker, kamera beresolusi tinggi, media penyimpanan tambahan, hingga sensor pemindai sidik jari.

Baik LG dan Google juga sama-sama bermitra dengan perusahaan lain untuk memproduksi modul tambahan. LG menggandeng B&O Play untuk mengembangkan amplifier portable Hi-Fi Plus, sedangkan Google bekerjasama dengan Samsung, Sony, hingga Toshiba.

Demi menonjolkan daya tarik ponsel agar lebih menawan, modul-modul untuk Project Ara nantinya akan tersedia dalam berbagai material dan warna yang berbeda.

Untuk memudahkan pengguna, kabarnya Google juga menyematkan fitur plug and play pada modul Project Ara sehingga tak perlu restart setelah melakukan penggantian modul.

Meski begitu, bukan berarti modul bisa dicopot begitu saja. Sebelumnya, pengguna harus meng-eject melalui sebuah aplikasi atau cukup mengatakan perintah seperti, "Ok, Google. Eject the camera".

Ponsel modular Project Ara ini akan segera dikirim Google kepada pengembang aplikasi pada akhir 2016, dan rencananya mulai dipasarkan pada tahun 2017 mendatang.

(tyo)
TOPIK TERKAIT
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER