Yogyakarta, CNN Indonesia -- PT Smartfren Telecom (Smartfren) mengklaim sedang menyiapkan teknologi baru yang mereka sebut
Carrier Aggregation, sebuah teknologi yang bisa menggabungkan seluruh bandwidth yang dimiliki Smartfren dengan kecepatan hingga 214 Mbps.
Seperti diketahui bahwa saat ini Smartfren memiliki dua standar dalam teknologi 4G Long Term Evolution (LTE), yaitu time division duplex (TDD) yang berjalan di frekuensi 2300 MHz dan frequency division duplex (FDD) yang berjalan di 850 MHz.
Pada jaringan TDD Smartfren memiliki pita lebar 20+10 MHz dan di FDD 10 MHz. Namun menurut Munir Syahda Prabowo, VP Special Project Network seluruh potensi jaringan tersebut belum dimaksimalkan.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Saat ini Smartfren sudah memiliki
carrier aggregation yang memadukan dua kanal dengan salah satu pita lebar di TDD dan FDD, penggabungan ini diklaim bisa memberikan bandwidth Internet hingga 167 Mbps. Torehan ini bisa didapat dengan menggunakan ponsel LTE Cat.6 seperti Nexus 6 atau Samsung Galaxy S6.
Ke depannya Smartfren berencana memadukan tiga pita lebar yang dimiliki dalam dua kanal tersebut dengan total mencapai 40 MHz.
"Secara teori kecepatannya bisa mencapai 214 Mbps. Tapi mungkin riilnya nanti bisa kurang atau lebih," jelas Munir, menjawab pertanyaan CNN Indonesia.
Teknologi tersebut bukan mimpi. Bahwa Smartfren mengaku saat ini sedang melakukan serangkaian tes agar bisa segera mengkomersilkan layanan tersebut. "Bulan depan harusnya sudah
on," Munir melanjutkan.
Pun begitu Internet 214 Mbps itu tidak akan bisa dinikmati oleh semua pelanggan Smartfren karena keterbatasan perangkat. Di pasar satu-satunya ponsel yang sudah mendukung
three carrier aggregation adalah LG G5, itu pun tidak dijual resmi di Indonesia.
"Handphonenya harus sudah LTE Cat.9, itu memang masih jarang. Tapi ke depannya saya yakin akan bertambah. Paling tidak jaringan kita harus sudah siap lebih dulu," pungkas Munir.
(eno)