Tarif Mahal Telkomsel Diserang Indosat, Apa Kata Menkominfo?

Hani Nur Fajrina | CNN Indonesia
Jumat, 17 Jun 2016 16:37 WIB
Menkominfo Rudiantara menanggapi promosi mengandung pesan negatif yang dilakukan operator terhadap kompetitornya dalam spanduk.
Perang tarif Indosat Ooredoo terhadap Telkomsel dalam bentuk spanduk. (Dok. Istimewa)
Jakarta, CNN Indonesia -- Belakangan dunia maya diramaikan oleh foto yang menampilkan iklan perang tarif operator di Indonesia. Sayangnya pesan yang disampaikan berbau negatif alias menjelek-jelekan pihak lain.

Sejumlah foto yang menampilkan orang-orang memegang spanduk berisi pesan bahwa tarif Indosat Ooredoo lebih murah sempat heboh dan viral di dunia maya. Pasalnya iklan tersebut menyeret nama Telkomsel sebagai pesaingnya.

Sejumlah pesan yang dipamerkan memiliki ragam tulisan, contohnya, "Cuma IM3 Ooredoo Nelpon Rp 1/Detik. Telkomsel? Gak Mungkin."

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Selain itu iklan perang tarif lainnya juga mengandung pesan, "Tarif Telkomsel Bikin Kantong Bolong. Makanya Pake IM3 Ooredoo."

Semua spanduk yang dipamerkan tersebut memiliki lambang khas Indosat Ooredoo yang berwarna hitam dan merah dengan tulisan kuning.

Kampanye negatif tersebut mendapat tanggapan dari Menteri Komunikasi dan Informatika Rudiantara.

"Saya sudah bicara dengan teman-teman BRTI agar memanggil mereka untuk klarifikasi, harus dijelaskan maksudnya apa (melakukan promosi seperti itu)," ucap Rudiantara saat ditemui sejumlah awak media, Kamis (16/6).

Menurutnya, ada dua isu yang harus disoroti dari tindakan kampanye negatif tersebut. Pertama, substansi mengenai tarif. Kedua, cara berkomunikasi dalam melakukan promosi.

"Soal tarif, kalau memang benar demikian, harus dilihat apakah substansial, atau hanya gimmick saja? Kalau cara berkomunikasi dalam promosi, harus dikaji juga soal etika dan lain sebagainya," lanjut menteri kelahiran 3 Mei 1959 itu.
(Dok.Istimewa)

Rudiantara pun memaparkan dari sisi masyarakat terkait kompetisi tarif di antara penyedia operator besar di Indonesia.

Ia berharap, persaingan operator seharusnya memberikan pilihan bagi masyarakat.

"Sementara peran pemerintah harus memperhatikan bahwa kompetisi itu fair dan berjangka panjang. Jangan sampai promosi itu menyesatkan masyarakat," imbuhnya.

Ia menyambung, "saya harap, promosi boleh tapi jangan menjelekan yang lain. Jangan menyesatkan, sebab promosi itu harus sustainable dan membawa manfaat, jangan malah membuat bingung masyarakat." (tyo)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER