Jakarta, CNN Indonesia -- Regulator transportasi Jerman merencanakan undang-undang baru yang meminta produsen mobil melengkapi fungsi autopilot dengan keberadaan kotak hitam
(black box) seperti di pesawat untuk mencatat segala aktivitas jika terjadi kecelakaan.
Kecelakaan mobil listrik Tesla Motors yang telah dilengkapi fitur autopilot pada Mei dan Juli lalu, mendorong eksekutif industri dan regulator dalam membangun teknologi yang aman. Kendati belum diketahui penyebab kecelakaan, fitur autopilot dituding sebagai penyebabnya.
Dalam sebuah draf proposal dari Menteri Transportasi Jerman Alexander Dobrindt, kotak hitam itu berfungsi untuk pencatatan aktivitas ketika autopilot aktif, saat pengemudi melaju, dan ketika sistem meminta agar sopir mengambilalih.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dobrindt mengajukan, pengemudi tidak perlu memerhatikan lalu lintas atau berkonsentrasi pada kemudi saat mengaktifkan modus autopilot, tetapi mereka harus tetap duduk di kursi sopir untuk segera campur tangan jika terjadi keadaan darurat.
Draf ini akan dikirim ke kementerian lain untuk meminta persetujuan secepatnya.
Jerman merupakan rumah bagi sejumlah perusahaan otomotif besar global, termasuk Volkswagen, Daimler, dan BMW. Pemerintah setempat ingin perusahaan di sana menjadi pemimpin pasar mobil yang bisa dikendalikan secara otomatis tanpa kendali sopir (self-driving car).
Bahkan, Kanselir Jerman Angela Merkel, mengatakan April lalu para perusahaan otomotif harus menyusun daftar kebutuhan agar pemerintah bisa mendorong perkembangan industri mobil pintar di sana.
Bukan hanya perusahaan otomotif, sejumlah perusahaan teknologi besar juga sedang mengembangkan mobil pintar, seperti Google dan Apple dari Amerika Serikat, juga Baidu dari China.
(adt)