Begini Cara Peneliti Memetakan Otak Manusia

CNN Indonesia
Kamis, 18 Agu 2016 10:41 WIB
Proyek yang diinisiasi oleh BRAIN Initiative mencari tahu cara untuk memahami semua sel dan cara kerja otak manusia dalam mengumpulkan informasi.
Ilustrasi otak manusia (Thinkstock/lixuyao)
Jakarta, CNN Indonesia -- Kemampuan otak manusia dalam mengolah dan memetakan informasi hingga kini masih menjadi misteri. Otak manusia terdiri lebih dari 80 miliar sel saraf (neuron) sehingga menjadikannya organ paling vital.

Meski ilmu kedokteran mampu menjabarkan fungsi-fungsi tertentu otak, bagian tubuh ini masih menyimpan rahasia penting terkait pikiran dan perilaku manusia.

Dalam sebuah proyek yang diinisiasi oleh BRAIN Initiative, dicari tahu cara untuk memahami semua sel dan cara kerja otak dalam mengumpulkan informasi.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Allen Institute for Brain Science menyebut pemetaan 86 milyar neuron menjadi pendorong utama di balik proyek ini. Salah satu tujuan utama proyek ini yakni membangun database untuk semua informasi yang dibutuhkan.

Menurut Lydia Ng, director of technology untuk proyek BRAIN Initiative, untuk mengkategorikan sel-sel otak, peneliti menggunakan empat ciri yakni bentuk, posisi di dalam organ, aktivitas listrik, dan ekspresi gen.

Dari puluhan foto resolusi tinggi neuron yang dirangsang dengan listrik menggunakan mikroskop cahaya, diketahui semua bagian otak saling berinteraksi untuk mendapatkan neuorologi yang lebih baik.

Sistem klasifikasi ini akan membantu fisikawan, ahli saraf, dan pihak umum dalam memahami otak melalui proses diagnosa serta mengobati penyakit kejiwaan, neurodegeneratif seperti demensia.

Mengutip Bigthink, untuk bisa memetakan otak, peneliti harus mengidentifikasi jutaan titik data sehingga bisa merekam output sel. Penelitian yang melibatkan 1.200 peserta yang terdiri dari saudara kandung dan kembar dengan kondisi otak normal ini, diketahui adanya kumparan khusus pada otak manusia.

Ilmuwan syaraf di USC, Dr Arthur Toga mengatakan pada dasarnya otak manusia mudah dibentuk. Pada awalnya faktor genetika memengaruhi konektivitas otak. Kemampuan otak masing-masing individu dalam memindai informasi menjadikannya unik dan sebuah 'sidik jari' yang membedakan dengan anggota kelompok lainnya.

Ahli saraf dari Oxford menemukan bukti bahwa sifat manusia seperti kepuasan hidup yang kuat dan pencapaian pendidikan tinggi serta pola tertentu seperti kemarahan, penyalahgunaan zat, dan melanggar aturan juga dipengaruhi oleh cara kerja otak.

Konektivitas otak juga bisa memprediksi perilaku kognitif dan kecerdasan seseorang. Direktur National Institutes of Health (NIH) Dr Francis Collins menyebut hasil penelitian ini memudahkan masyarakat memahami penyandang skizofrenia, autisme dan kondisi penyakit otak lainnya dengan lebih baik.

Collins melihat bagaimana DNA dalam sel, yang menghubungkan satu neuron dengan neuron lainnya. Sederhananya mereka sedang melihat adanya saluran yang terhubung dalam otak.

Melalui pendekatan baru tersebut, masyarakat juga bisa mengobati kondisi ini sehingga berujung pada upaya pencegahan penyakit tersebut.
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER