Uber Beri Fitur Pemantau Juru Kemudi

Bintoro Agung Sugiharto | CNN Indonesia
Rabu, 07 Sep 2016 08:09 WIB
Uber meluncurkan tiga fitur baru yang mampu mendeteksi pola berkendara mitra pengemudi.
Mobil pintar Uber yang dapat berjalan otomatis tanpa sopir. (Dok. newsroom.uber.com)
Jakarta, CNN Indonesia -- Perilaku pengemudi dalam berkendara merupakan faktor kunci kenyamanan penumpang pada layanan transportasi. Menyiasati hal tersebut, Uber meluncurkan tiga fitur baru yang mampu mendeteksi pola berkendara mitra pengemudi mereka.

Salah satu fitur yang menarik itu bernama Excessive Speeding Notification. Pada fitur ini kecepatan kendaraan akan terekam jelas di layar aplikasi milik pengemudi. Apabila kecepatan kendaraan melebihi batas yang ditentukan, maka sebuah notifikasi akan muncul di layar untuk memperingatkan sang pengemudi.

Uniknya, batas kecepatan yang tertera di aplikasi akan menyesuaikan kondisi jalan. Misal, batas kecepatan di jalan tol akan berbeda dengan di jalan biasa.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT


Cara Uber untuk meningkatkan kemampuan berkendara pengemudi juga terlihat di dua fitur lain yang mereka beri nama Phone Movement dan Driving Stats.

Phone Movement agak mirip dengan pengingat batas kecepatan. Tatkala pengemudi memegang ponsel saat mengemudi, notifikasi akan masuk untuk meminta pengemudi meletakannya di dashoard. Gerak berlebih saat ponsel di tangan menjadi input bagi aplikasi.

Sedangkan Driving Stats adalah sebuah sistem yang mencatat pola pengemudi saat berkendara. Pola tersebut berupa mulus atau tidaknya pengereman dilakukan sehingga mereka yang di balik kemudi bisa tahu seberapa nyaman dan aman saat berkendara.

Ketiga fitur tadi memanfaatkan teknologi accelerometer, GPS, dan gyroscope yang ada di ponsel pengemudi.


Sistem baru ini telah digunakan Uber di kota asalnya San Francisco. Setelahnya, baru Jakarta bersama Bangalore dan Singapura yang berkesempatan menjajal fitur baru ini.

Hanya saja, ketiga fitur tadi masih dalam tahap percontohan. Meski pengemudi bisa menggunakan ketiga fitur tadi, pihak Uber belum bisa memastikan sistem ini akan berlangsung secara permanen.

"Tujuan proyek pilot ini untuk mempelajari pola berkendara dalam konteks tempat yang berbeda-beda," ucap Kepala Kebijakan Publik Uber Dorothy Chou.


Beberapa hal yang menjadi catatan dari penerapan fitur baru tersebut yakni sejauh mana efektivitasnya dengan perilaku pengemudi di jalan. Menilik kemampuannya, tak ada jaminan pengemudi menghiraukan kecanggihan teknologi baru ini.

"Itu sebabnya kami menyebut ini sebagai pilot. Fitur ini akan terus menyesuaikan hasil di lapangan," terang Dorothy.

Belum lama ini, Uber juga memperkenalkan fitur yang mengurangi beban pengemudi seperti Special Dispatch yang membolehkan sang juru kemudi memilih 'trayek' sendiri. (evn)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER