Jakarta, CNN Indonesia -- Perusahaan piranti lunak yang memberi layanan mobil panggilan Uber, setidaknya mengalami kerugian US$1,27 miliar atau sekitar Rp16,8 triliun pada semester pertama 2016, menurut laporan Bloomberg mengutip beberapa sumber, Kamis (25/8).
Bloomberg melaporkan Uber mengalami kerugian sebesar US$520 juta pada kuartal pertama tahun ini, dan sebesar US$750 juta pada kuartal kedua.
Uber tak segera memberi penjelasan soal laporan ini.
Subsidi yang diberikan Uber menjadi alasan utama besarnya kerugian perusahaan, kata Kepala Keuangan Uber Gautam Gupta, dalam sebuah pertemuan dengan investor beberapa waktu lalu.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
(adt/evn)