Akhir 2016, Microsoft Dilaporkan Mau Setop Jual Ponsel Lumia

Ervina Anggraini | CNN Indonesia
Kamis, 15 Sep 2016 07:13 WIB
Minimnya perubahan yang diboyong Lumia menjadi alasan bagi pengguna Android dan iOS untuk menolak 'hijrah' ke Windows Phone.
Logo Microsoft terpampang di sebuah toko di New York pada 28 Juli 2015. (REUTERS/Mike Segar)
Jakarta, CNN Indonesia -- Prediksi mengenai kematian lini ponsel Lumia sudah muncul beberapa kali dalam dua tahun terakhir. Kali sumber yang mengaku dekat dengan masalah mengatakan kepada Winbeta, bahwa Microsoft berencana menghentikan penjualan dan produksi semua varian ponsel Lumia pada Desember 2016 mendatang.

Rencana tersebut terkait dengan menurunnya penjualan ponsel Windows 10 dalam beberapa bulan terakhir. Meski belum memberikan konfirmasi terkait kabar ini, Microsoft diketahui mulai memberikan potongan harga yang cukup drastis untuk menghabiskan sisa stok yang ada.

Keempat ponsel yang didiskon yakni Lumia 550, Lumia 650, Lumia 950, dan Lumia 950 XL, yang ditujukan untuk segmen low-end, menengah, dan dua flagship melalui toko online maupun toko fisik milik Microsot.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Selain mulai memberi diskon untuk keempat ponselnya, belakangan Microsoft juga kian jarang merilis perangkat baru. Hal inilah yang disinyalir menjadi alasan kuat bagi Microsoft menghentikan penjualan ponsel Lumia.


Minimnya perubahan yang diboyong Lumia menjadi alasan bagi pengguna Android dan iOS untuk menolak 'hijrah' ke Windows Phone. Salah satu perubahan paling signifikan hanya ditemui pada Lumia 950 dan 950 XL yakni fitur Continuum yang menjadikan 'ponsel  layaknya sebuah komputer dalam saku'.

Di sisi lain, beredar kabar pula di industri bahwa Microsoft masih berupaya menumbuhkan ponsel Windows Phone dengan merilis produk yang memakai merek Surface.


Microsoft secara resmi mengakuisisi Nokia pada September 2013. Saat itu CEO Nokia Stephen Elop sepakat untuk melepas lini bisnis ponsel kepada Microsoft yang diwakili oleh CEO Steve Ballmer. Kesepakatan jual beli dengan mahar US$7,2 miliar atau setara Rp4,6 triliun rampung pada 25 April 2014.

Dalam kesepakatan tersebut Nokia tidak diizinkan untuk membuat produk seluler hingga akhir tahun 2016. Jelang berakhirnya perjanjian, perusahaan asal Finlandia itu diketahui siap kembali ke pasar perangkat pintar dengan menyiapkan sebuah tablet pintar. (evn)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER