Twitter Bersiap Melepas Mayoritas Sahamnya Akibat Merugi

Bintoro Agung | CNN Indonesia
Minggu, 25 Sep 2016 13:46 WIB
Seorang narasumber menyebut beberapa perusahaan teknologi terlibat dalam rencana penjualan Twiitter pada Jumat (23/9) karena rugi jutaan dolar AS.
Twitter dikabarkan akan melego sahamnya akibat merugi dan minimnya inovasi dari perusahaan tersebut. (REUTERS/Dado Ruvic)
Jakarta, CNN Indonesia -- Twitter Inc. dikabarkan berencana melego mayoritas sahamnya akibat kerugian yang mendera hingga ratusan juta dolar AS tiap tahun. Seorang narasumber dalam laporan Reuters menyebut beberapa perusahaan teknologi terlibat dalam rencana penjualan Twiitter pada Jumat (23/9).

Seorang sumber anonim yang dilansir CNBC dalam laporan Reuters mengatakan Google dan Salesforce termasuk dalam perusahaan yang paling berminat dalam membeli Twitter. Namun baik Twitter, Alphabet -induk perusahaan Google- dan Salesforce menolak berkomentar terkait kabar itu.

Sedangkan Verizon yang dikabarkan turut tertarik mengakuisisi Twitter mengaku belum melempar penawaran resmi.
Rumor penjualan Twitter bukan hal baru beberapa bulan belakangan menyusul pertumbuhan jumlah penggunan yang stagnan, pemasukan iklan yang berkurang, dan kerugian ratusan juta dolar AS per tahun.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Twitter, yang sudah sepuluh tahun beroperasi, berkembang menjadi salah satu sumber berita, hiburan, dan perbincangan sosial terbesar di jagat maya kini justru terpuruk secara finansial.

Nilai saham Twitter pada Jumat lalu berada di titik US$22,22 atau naik 19 persen. Kenaikan itu menjadi yang terbesar semenjak melantai di bursa pada November 2013. Nilai saham saat ini turun jauh dari periode emas mereka yang pernah menyentuh US$74 sebulan setelah IPO. Sejak itu lembaran saham Twitter turun melandai hingga ke angka US$18,63 pada Kamis (22/9).

Ali Mogharabi, analis perusahaan investasi Morningstar, mengatakan Alphabet mengambil langkah tepat jika mengakuisisi Twitter karena kebuntuan yang mereka hadapi menembus pasar media sosial.
"Dari aspek strategis, kami rasa akan lebih menguntungkan bagi Alphabet dibanding untuk Salesforce," ucap Mogharabi.

Meski demikian ketertarikan Salesforce terhadap Twitter cukup mengejutkan banyak pihak. Produk kecerdasan buatan (AI) Salesforce bernama Einstein yang baru diluncurkan pekan lalu dianggap cocok dengan kebutuhan Twitter.

Salah satu indikasi ketertaikan Salesforce diungkapkan oleh kepala digital Salesforce, Vala Afshar, dalam cuitannya Jumat lalu. "Saya telah mencuitkan beberapa pandangan pribadi terhadap 'WhyTwitter?' cukup sering beberapa tahun belakangan. Sederhananya, saya sangat suka Twitter."

Secara keuangan, Twitter berjuang keras bertahan dari gempuran para pesaingnya. Akhir kuartal ke-2 tahun ini Twitter telah merugi total nyaris US$2,3 miliar atau Rp30 triliun. Dalam periode itu, mereka juga gagal mencapai target penjualan dan belum meraup keuntungan bersih selama 11 kuartal.
Twitter juga dianggap gagal dalam mengatasi ujaran kebencian dan bullying di ranah media mereka sehingga membuat mereka tertatih-tatih mengejar rival mereka seperti Instagram dan Snapchat.

Pendapatan Twitter pernah meroket di bawah naungan eks CEO Dick Costolo. Namun pertumbuhan pengguna yang stagnan serta minimnya inovasi produk mengharuskannya angkat kaki. Sedangkan Jack Dorsey, co-founder yang kembali ke jajaran eksekutif Twitter pada 2015 lalu, sampai sekarang belum bisa mengangkat perusahaan berlogo burung ini dari keterpurukan. (pit)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER