Jakarta, CNN Indonesia -- Pembangunan infrastruktur jaringan tulang punggung serat optik nasional di daerah-daerah non-commercial yang pertama kali dicetuskan pada tahun 1990 dipastikan akan rampung dan mulai beroperasi pada akhir tahun 2018.
Proyek yang bertujuan untuk memberikan akses pitalebar
(broadband) secara merata di berbagai darerah terpencil di seluruh Indonesia ini dibagi menjadi tiga paket, yakni barat, tengah, dan timur.
"Pada awal 2019, 57 ibu kota kabupaten dan kotamadya akan terhubung dengan
broadband," imbuh Menteri Komunikasi dan Informatika Rudiantara dalam keterangan resmi.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurutnya, ketersediaan akses pitalebar akan mengurangi kesenjangan kecepatan akses data di Jakarta yang saat ini mencapai 7 megabit per detik, sementara di area timur hanya 300 kilobit per detik.
Proyek Palapa Ring merupakan proyek pertama hasil Kerjasama Pemerintah Badan Usaha (KPBU) dalam sektor telekomunikasi yang menerapkan skema pembayaran ketersediaan layanan atau
availability payment (AP). Skema ini diprakarsai oleh Kementerian Koeuangan dan sumber dana yang berasal dari Dana Kontribusi
Universal Service Obligation (USO).
Bukan hanya bertujuan menyediakan akses data ke daerah terpencil, pemerintah juga memastikan akan mengatur tarif akses data yang diberlakukan oleh operator.
"Pemerintah dalam hal ini tidak akan menerapkan tarif atas dan bawah, tujuannya agar terjadi diskusi dengan industri telekomunikasi dalam merumuskan kebijakan yang tepat jika nantinya proyek ini sudah berjalan," tukasnya.
Proyek Palapa Ring paket barat akan menjangkau wilayah Provinsi Riau, Kepulau Riau hingga Pulau Natina dan Kalimantan Barat sebagai bagian dari interkoneksi dengan jaringan serat optik yang telah dibangun. Panjang total kabel serat optik untuk paket barat sekitar 2.000 km.
Konsorsium Moratelematika Indonesia dan Ketrosden Triasmitra menjadi pemenang tender paket barat yang diwujudkan melalui badan usaha PT Palapa Ring Barat. Total biaya pembangunan paket barat diprediksi mencapai Rp875 miliar.
Sementara itu, Paket Tengah akan menjangkau wilayah Kalimantan, Sulawesi, dan Maluku Utara sampai Kepulauan Sangihe-Talaud dengan total panjang kabel serat optik 2.700 km. Konsorsium Pandawa lma dengan basis pengelolaan negara terpilih sebagai pemenang untuk Paket Tengah. Anggota konsorsium terdiri dari PT LEN, PT Teknologi Riset Global Investama, PT Sudia Technologies, PT Bina Nusantara Perkasa, dan PT Multi Kontrol Nusantara yang membentuk badan usaha dengan nama PT LEN Telekomunikasi Indoensia.
Khusus untuk Paket Timur, rencananya pembangunan kabel serat optik sepanjang 6.300 km akan mencakup wilayah Nusa Tenggara Timur, Maluku, Papua Barat, dan pedalaman Papua. Pada Juli lalu, Konsorsium Moratelindo - IBS - Smart Telecom terpilih sebagai pemenang tender dan mendirikan badan usaha Palapa Timur Telematika.
(evn)