Jakarta, CNN Indonesia -- Kasus anomali baterai Samsung Galaxy Note seakan menjadi catatan kelam dalam industri ponsel pintar. Meski kasus serupa sempat terjadi pada perangkat lain, namun umumnya hal itu diakibatkan kelalaian pengguna yang tidak menggunakan aksesoris asli.
Munculnya berbagai laporan ledakan yang diawali suhu baterai kian panas, memunculkan pertanyaan mengenai upaya antisipasi apa yang sebaiknya dilakukan saat menghadapi situasi tersebut?
Dr Donald R Sadoway, seorang ahli baterai kepada
Time menyebut hal pertama yang harus dilakukan saat mendapati baterai dengan panas berlebih yakni segera mencabut kabel
charger yang terhubung dengan listrik.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Berikutnya, Anda bisa 'membungkus' ponsel dan baterai dengan selimut tahan api. Meski cara ini hanya berpotensi kecil menurunkan suhu panas, mengingat baterai sudah memiliki kandungan yang pada dasarnya mudah terbakar.
Namun jika baterai tidak sedang terhubung dengan saklar listrik, maka sebaiknya pengguna menjaga arak aman dengan ponsel. Jika ada potensi percikan api yang lebih besar atau kemungkinan baterai yang tetap panas, sebaiknya pengguna menghubungi pihak berwajib atau petugas pemadam kebakaran.
Salah satu hal yang menjadikan baterai retan terbakar yakni adanya reaksi kimia dalam energi padat saat perangkat dioperasikan. Proses meningkatnya suhu baterai juga bisa disebabkan adanya masalah pada sel baterai ketika anoda dan katoda melakukan kontak.
Kondisi itulah yang belakangan tengah dihadapi Galaxy Note 7. Pihak Samsung memastikan telah melakukan investigasi dan mengatasi permasalah sel baterai pada 2,5 juta unit ponsel yang ditarik dari pasaran.
Meski telah mulai memasarkan kembali Galaxy Note 7 'versi aman', namun insiden ledakan kembali terjadi di Taiwan dan Amerika Serikat.
Perusahaan asal Korea Selatan ini memastikan akan kembali melakukan investigasi lebih lanjut untuk unit Galaxy Note 7 baru.
(evn)