Twitter Berpotensi 'Tak Laku' Dijual

Bintoro Agung | CNN Indonesia
Senin, 17 Okt 2016 07:31 WIB
Alasannya karena layanan ini menghadapi bermacam hambatan seperti pertumbuhan pengguna yang stagnan, kerugian finansial, serta kompetisi ketat.
Logo Twitter (REUTERS/Dado Ruvic)
Jakarta, CNN Indonesia -- Masa depan Twitter menuju arah tak menentu setelah Salesforce.com Inc sebagai pembeli potensial terakhir memutuskan tak melanjutkan ketertarikannya.

Keputusan Salesforce meninggalkan Twitter, karena layanan ini menghadapi bermacam hambatan seperti pertumbuhan pengguna yang stagnan, kerugian finansial, serta kompetisi ketat dengan Instagram dan Snapchat.

Beberapa pihak tak setuju terhadap rencana Salesforce mengakuisisi Twitter. Salah satunya adalah turunnya nilai saham Salesforce yang disebabkan oleh sentimen negatif dari para investor.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Kami mundur. Rencana ini tidak tepat untuk kami," ucap Marc Benioff, Chief EXecutive Salesforce, pada Jumat lalu mengonfirmasi batalnya rencana mereka.

Jack Dorsey yang merangkap jabatan sebagai CEO di perusahaan pembayaran Square akan menghadapi pengawasan ketat apabila laporan keuangan kuartal III di akhir Oktober nanti akan seburuk yang diprediksi para analis.

Sejumlah analis mempertimbangkan faktor kepemimpinan merupakan aspek yang harus segera dibenahi TWitter dengan menunjuk kepala eksekutif penuh waktu. Menurut Robert Peck, analis dari SunTrust Robinson Humphrey, para pemegang saham kemungkinan akan mendesak Twitter untuk segera memilih kepala eksekutif yang baru.

"Bukankah perusahaan ini [Twitter] membutuhkan CEO penuh waktu yang baru merupakan pertanyaan yang paling sering kita terima dari para investor," aku Peck.

Kabar mundurnya Salesforce tersebut memukul nilai saham Twitter pada Jumat lalu hingga 5 persen di angka US$16,88 atau Rp220 ribu. Sebaliknya, nilai saham Salesforce naik 5 persen ke level US$74.27 atau Rp970ribu.

Twitter telah berencana menyambut semua diskusi penjualan setelah laporan keuangan kuartal ke-3 keluar akhir Oktober nanti. Beberapa sumber juga menyebut masih ada kemungkinan tawaran masuk ke Twitter meski dalam bentuk investasi saja.

Dengan nilai kapitalisasi pasar sekitar US$12 miliar dan kerugian hingga US$400 juta per tahun, Twitter dituding terlalu mahal bagi para peminatnya.

Twitter tumbuh sebagai media sosial yang memiliki posisi unik di antara sesamanya. Berdiri sejak 2006, Twitter berkembang dengan cepat secara global. Namun kekacauan manajemen, minimnya inovasi produk, serta melambatnya jumlah pengguna, mengikis potensi untuk mendominasi pasar di beberapa tahun terakhir. (tyo)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER