Roket Orbital Kirim Kargo ke Stasiun Luar Angkasa

Ervina Anggraini | CNN Indonesia
Rabu, 19 Okt 2016 09:04 WIB
Roket Orbital membawa kapsul Cygnus bermuatan 2.400 kg makanan, perbekalan, dan perlengkapan penelitian ilmiah untuk digunakan di stasiun antariksa
Roket Arbital saat diluncurkan dari Pulau Wallops, Virginia menuju Stasiun Antariksa Internasional. (dok. Bill Ingalls/NASA/Handout via REUTERS)
Jakarta, CNN Indonesia -- Sebuah roket nirawak Antares milik Orbital ATK Inc. pada Senin (17/10) pukul 19:45 waktu setempat diluncurkan dari Pulau Wallops, Virginia menuju Stasiun Antariksa Internasional.

Roket setinggi 14 lantai ini membawa kapal kargo dan ditenagai sepasang mesin buatan Rusia menandai peluncuran kembali roket setelah meledak pada dua tahun lalu ketika peluncuran.

Meski proses peluncuran sempat tertunda selama lima menit, Presiden Orbital Frank CUlbertson melalui siaran TV NASA mengatakan hal tersebut terjadi untuk memberikan waktu tambahan untuk meninjau kembali semua daftar bawaan.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT


"Rasanya menggembirakan melihat roket ini diluncurkan. Saya sangat senang bisa kembali melihat Antares," kata Amanda Davis, direktur program rekayasa Orbital seperti diwartakan kantor berita Reuters.

Dalam misi kali ini, roket membawa kapsul Cygnus bermuatan 2.400 kilogram makanan, perbekalan, dan perlengkapan penelitian ilmiah untuk digunakan di stasiun antariksa, sebuah laboratorium senilai US$100 miliar di orbit sejauh 400 km dari permukaan Bumi.

Jika proses yang ditempuh berjalan mulus, kapsul ini diprediksi bisa tiba di stasiun luar angkasa pada Minggu (23/10). Selama beberapa hari kapsul ini akan mengorbit dan memberikan waktu bagi kapsul Soyuz dari Rusia yang berisi tiga awak baru yang diluncurkan Rabu (19/10) diperkirakan akan mencapai stasiun antariksa pada Jumat.

Sebelum kembali pada misi antariksa, pada 28 Oktober 2014 Antares sejatinya telah melakukan peluncuran namun berakhir tragis. Beberapa detik setelah lepas landas, terjadi masalah pada mesin pendorong yang dibuat pada era Uni Soviet. Setelah insiden tersebut, Orbital diketahui melakukan penggantian untuk mesin pendorong.

Dalam proses perbaikan, Orbital membawa serta dua kapal kargo Cygnus ke roket Atlas, yang dibangun dan diluncurkan oleh United Launch Alliance. Aliansi yang merupakan kemitraan antara Lockhead Martin dan Boeing.


Orbital melakukan uji coba mesin Antares selama 30 detik di landasan luncur Virginia pada 31 Mei lalu. Namun dalam uji coba diketahui belum pernah berhasil menerbangkan roket yang sudah diperbarui hingga akhirnya resmi diluncurkan pada Senin.

Misi ini menjadi begitu penting untuk Badan Aeronautika dan Antariksa Amerika Serikat (NASA) setelah insiden kecelakaan yang menghancurkan roket Falcon 9 pada 1 September lalu. Roket milik SpaceX dan sebuah satelit komunikasi Israel yang rusah tersebut diketahui senilai US$200 juta.

Saat itu kecelakaan terjadi ketika proses pengisian bahan bakar sebelum dilakukan uji coba peluncuran rutin. Hal itu menjadi pukulan telak bagi perusahaan milik Elon Musk, yang menjadi satu-satunya perusahaan selain Orbital yang dikontrak NASA untuk menerbangkan kargo ke stasiun luar angkasa.

Sejumlah kontraktor swasta memiliki peranan penting untuk melakukan pengiriman kargo ke luar angkasa menyusul dihentikannya pesawat-pesawat pengangkut pada 2011. Di sisi lain, saat ini SpaceX sedang tidak aktif sehingga NASA perlu menambah lebih banyak cadangan makanan, pakaian, laptop, dan baju luar angkasa ke dalam daftrar muatan kapsul Cygnus. (evn)
TOPIK TERKAIT
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER