Jakarta, CNN Indonesia -- Facebook mengaku tak menyiapkan fitur khusus untuk mengantisipasi tensi panas yang rentan timbul dari eskalasi pemilihan kepala daerah (Pilkada) serentak 2017, khususnya di DKI Jakarta.
Ditemui di Jakarta, Kamis (20/10), Country Director Facebook Indonesia Sri Widowati percaya diri bahwa sistem yang ada saat ini sudah cukup mumpuni terkait potensi keributan di Facebook.
"Yang perlu diingat di situasi seperti ini, kita punya aturan yang sangat sangat
strict," tegas wanita yang kerap disapa Wido.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Salah satu yang membuat Wido yakin adalah pilihan yang tersedia bagi pengguna untuk melaporkan langsung postingan yang bermuatan negatif.
Selain itu, ia menilai standar nilai komunitas yang terpelihara di Facebook cukup ketat dan aktif dalam "memerangi" konten yang tidak layak.
Menjelang pemilihan kepala daerah serentak 2017, utamanya di DKI Jakarta, tensi politik terus meningkat. Hal yang sama juga terjadi di ranah digital seperti di Facebook yang merupakan platform jejaring sosial terbesar.
Sentimen SARA menjadi kekhawatiran utama setelah terjadinya protes sejumlah kelompok agama Islam atas ucapan Gubernur DKI Basuki Tjahaja Purnama yang dimuat di sebuah video dan menjadi viral di Facebook dan medium lannya.
Walau demikian, Wido tak ambil pusing dengan kekhawatiran tersebut. Menurutnya tak semua informasi yang muncul dan dianggap ramai di Facebook, tak menjamin isu itu bersifat nasional.
"Terkait pilkada yang lagi ramai,
kan beda-beda tiap orang. Apa yang muncul di akun Facebook seseorang tergantung juga dengan preferensi informasi yang diikuti oleh mereka," tutup Wido.
(tyo)