Jakarta, CNN Indonesia -- Industri teknologi belakangan dihebohkan oleh insiden yang terjadi pada lini produk Galaxy Note 7 yang meledak. Terkait proses sertifikasi ponsel yang ingin diterapkan pemerintah, komponen baterai dinyatakan tidak termasuk di dalamnya.
Pemerintah melalui Kementerian Komunikasi dan Informatika yang berkolaborasi dengan Kementerian Perindustrian dan Kementerian Perdagangan akan menerapkan penyederhanaan sertifikasi ponsel per 2017.
Proses ini diharapkan bisa memangkas waktu antrean produk untuk masuk ke balai uji Direktorat Jenderal Sumber Daya dan Perangkat ponsel dan Informatika (SDPPI).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Brand global dari luar negeri nantinya cukup mengajukan bukti uji laboratorium sesuai standarisasi yang berlaku di Indonesia. Setelah mengantongi sertifikat, produk bisa langsung masuk pasar.
Proses ini memicu pertanyaan mengenai keamanan produk setelah tiba di pasar dan dikonsumsi pengguna. Tentu tak ada yang mau kasus seperti Galaxy Note 7 terulang kembali.
"Produk Samsung itu sebetulnya sudah berasal dari Indonesia, dan sayangnya masalah produknya itu kan soal baterai. Baterai tidak masuk ke dalam komponen yang disertifikasi oleh Kominfo. Ia tidak masuk ke dalam kompetensi kami," ucap Rudiantara saat konferensi pers bersama Lenovo di Gedung Kominfo, Jakarta, Kamis (20/10).
Rudiantara kemudian menjelaskan, kompetensi Kominfo dalam urusan sertifikasi ponsel adalah seputar sinyal, radio, dan transmitter.
Menteri yang akrab disapa Chief RA juga menyatakan pentingnya quality control dalam proses produksi ponsel saat di pabrik.
Dalam kesempatan yang sama, Country Lead Mobile Business Group Lenovo Indonesia Adrie R. Suhadi turut menambahkan dari kacamata vendor.
Menurutnya, insiden seperti yang dialami Samsung itu bisa dicegah dengan melakukan pengecekan kualitas komponen.
"Kami lebih menggalakan dari sisi quality control di pabrik. Kami punya tim sendiri yang tugasnya mengecek tiap komponen sebelum dirakit menjadi ponsel. Mereka cek satu-satu, setelah sudah dimasukan ke dalam kotak kemasan juga ada tim yang mengontrolnya lagi," jelas Ardie saat ditemui CNNIndonesia.com.
Sementara mengenai penyederhanaan proses uji laboratorium untuk sertifikasi ponsel, pihak Lenovo dan Moto menyambut baik rencana tersebut.
Adrie meyakini, penyederhanaan itu membuat waktu antre lebih efisien agar produk bisa cepat masuk ke pasar.
Sekadar diketahui, Rudiantaa telah membahas rencana penyederhanaan sertifikasi dengan Industri Perangkat Telematika Indonesia (AIPTI).
Khusus brand lokal yang melakukan proses manufaktur di dalam negeri, Rudiantara akan menerapkan sistem peninjauan secara langsung ke pabrik.
Pihak Kominfo akan langsung datang ke pabrik sebelum proses produksi dan saat quality control produk.