Jakarta, CNN Indonesia -- Niat Salesforce.com untuk membeli Twitter kandas. Setelah beberapa waktu, alasan mengapa peminat tersisa layanan itu mundur akhirnya terkuak.
Seperti dilansir Reuters, CEO Salesforce.com Marc Benioof mengungkapkan hal tersebut pada Rabu (26/10) di sebuah konferensi teknologi di California, Amerika Serikat. Ketidaksepakatan dengan investor Salesforce.com ia tuding sebagai faktor gagalnya akuisi.
"Kita tak pernah punya kesepakatan yang bocor sebelumnya, kita sungguh tidak paham dengan dinamika yang ada. Kami harus berhenti karena saya menjalankan bisnis ini bersama para pemegang saham," ungkap Benioff.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Beberapa pihak menyebut rencana akuisisi Salesforce.com terhadap Twitter tidak sesuai. Menurut Benioff, ia dipaksa menghentikan proses pembelian ketika para investornya mulai menyuarakan kekhawatiran.
Sempat dikabarkan sepi peminat, Twitter menyewa jasa bankir untuk memperbesar kesempatannya agar bisa laku. Perusahaan teknologi dan media seperti Salesforce.com, Walt Disney, hingga Alphabet pernah menunjukkan ketertarikannya meski tak lama dari itu kehilangan minatnya.
Pada kesempatan yang sama Benioff juga menegaskan ketertarikannya terhadap LinkedIn yang sebelumnya telah "dibajak" Microsoft pada Juni lalu dengan mahar US$26,6 miliar atau setara Rp341 triliun. Bagi Benioff, model bisnis LinkedIn sangat menarik untuknya. Itu sebabnya Juni lalu, Salesforce.com juga melempar penawaran akuisisi ke LinkedIn.
"Kami benar-benar menyukai beberapa dasar bisnis mereka," kata Benioff mengenai visinya terhadap akuisisi LinkedIn.
Ia menyebut keberhasilan Microsoft menikung pembelian LinkedIn tak mencerminkan semangat kompetisi yang baik. Dalam hal kepemilikan data, menurut Benioff Microsoft melakukan kecurangan.
"Terakhir saya lihat, itu ilegal," kata Benioff terkait kecurigaannya terhadap cara kerja Microsoft yang telah ia adukan ke regulator Eropa.
Microsoft sendiri percaya diri akan memperoleh persetujuan akhir atas akuisi mereka terhadap LinkedIn di akhir 2016 nanti.
"Kami berkomitmen terus menciptakan iklim kompetisi harga di pasar di mana Salesforce menjadi partisipan dominan dengan tarif tinggi yang mereka kenakan kepada konsumen," ujar seorang juru bicara Microsoft dalam surat kepada Reuters.
(tyo)