Trump Akui Peran Media Sosial Berhasil 'Lucuti' Clinton

Hani Nur Fajrina | CNN Indonesia
Minggu, 13 Nov 2016 10:38 WIB
Peran Twitter dan Facebook dinilai Donald Trump memberi kekuatan besar untuk mengalahkan rivalnya Hillary Clinton dalam pemilu AS kemarin.
Presiden terpilih AS, Donald Trump. (REUTERS/Andrew Kelly)
Jakarta, CNN Indonesia -- Presiden terpilih Amerika Serikat Donald Trump mengatakan bahwa kemenangannya tak terlepas dari peran media sosial yang selama ini ia manfaatkan untuk bersuara kepada masyarakat.

Sang taipan real-estate dalam sebuah wawancara dengan CBS mengaku, media sosial seperti Twitter dan Facebook dijadikan alat untuk "menyerang balik" berbagai pemberitaan negatif mengenai dirinya di depan para netizen.

"Perang media sosial sangat besar. Dan saya rasa media sosial memiliki kekuatan lebih masif ketimbang uang kampanye yang mereka [pihak Hillary Clinton] keluarkan. Di taraf tertentu, saya membuktikannya," ujar Trump, seperti dikutip dari CNN.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Trump juga mengindikasikan bahwa ia akan tetap aktif di ranah online. Jika melihat dari jejaring Facebook, Instagram, dan Twitter, Trump telah meraup sekitar 28 juta koneksi alias pengikut.


"Sepertinya pengikut media sosial saya baru bertambah 100 ribu orang kemarin. Saya tidak bilang menyukainya, ini hanya informasi saja," katanya lagi.

Namun ia menekankan, jika sudah resmi mendiami Gedung Putih kemungkinan penggunaan media sosialnya akan terbatas.

"Jika saya menggunakan semua media sosial, saya akan lebih terkendali dalam pemakaiannya," imbuhnya.

Sekadar diketahui, baru-baru ini Facebook dituding ikut bertanggung jawab atas terpilihnya Trump sebagai presiden AS. Hal ini membuat sang pendiri kebingungan.

Mark Zuckerberg yang juga menjabat sebagai CEO langsung menolak mentah-mentah anggapan berita palsu yang menyebar di jejaring sosial besutannya itu  berpengaruh pada hasil pemilu.

"Secara pribadi, saya rasa teori bahwa berita palsu di Facebook --yang jumlahnya sedikit-- memengaruhi pemilihan adalah ide yang cukup gila," aku Zuckerberg.


Sepanjang proses pemilu presiden AS lalu, laporan-laporan palsu mengenai Donald Trump dan Hillary Clinton berkali-kali menjadi viral di berbagai media sosial, terutama Facebook. Namun konten viral itu, menurut laporan Buzzfeed, lebih banyak memuat kebohongan.

Sebelum pemilu AS berlangsung, banyak memprediksi presiden terpilih akan menggunakan akun Twitter @POTUS yang sebelumnya dipakai oleh Barack Obama.

Mengutip situs The Next Web, nantinya semua tweet alias kicauan yang pernah ditulis oleh Obama selama ini akan dihapus agar presiden yang terpilih bisa menggunakannya seperti akun baru.

Meskipun semua tweet akan dihapus, tidak ada perubahan sama sekali terhadap follower @POTUS yang jumlahnya lebih dari 11 juta user.

Sistem ini juga akan berlaku terhadap akun media sosial lain seperti laman Facebook, Instagram, channel YouTube Gedung Putih, Medium, hingga Tumblr. (hnf)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER