Jakarta, CNN Indonesia -- Presiden terpilih Amerika Serikat Donald Trump mengatakan bahwa kemenangannya tak terlepas dari peran media sosial yang selama ini ia manfaatkan untuk bersuara kepada masyarakat.
Sang taipan
real-estate dalam sebuah wawancara dengan
CBS mengaku, media sosial seperti Twitter dan Facebook dijadikan alat untuk "menyerang balik" berbagai pemberitaan negatif mengenai dirinya di depan para netizen.
"Perang media sosial sangat besar. Dan saya rasa media sosial memiliki kekuatan lebih masif ketimbang uang kampanye yang mereka [pihak Hillary Clinton] keluarkan. Di taraf tertentu, saya membuktikannya," ujar Trump, seperti dikutip dari
CNN.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Trump juga mengindikasikan bahwa ia akan tetap aktif di ranah online. Jika melihat dari jejaring Facebook, Instagram, dan Twitter, Trump telah meraup sekitar 28 juta koneksi alias pengikut.
"Sepertinya pengikut media sosial saya baru bertambah 100 ribu orang kemarin. Saya tidak bilang menyukainya, ini hanya informasi saja," katanya lagi.
Namun ia menekankan, jika sudah resmi mendiami Gedung Putih kemungkinan penggunaan media sosialnya akan terbatas.
"Jika saya menggunakan semua media sosial, saya akan lebih terkendali dalam pemakaiannya," imbuhnya.
Sekadar diketahui, baru-baru ini Facebook dituding ikut bertanggung jawab atas terpilihnya Trump sebagai presiden AS. Hal ini membuat sang pendiri kebingungan.
Mark Zuckerberg yang juga menjabat sebagai CEO langsung menolak mentah-mentah anggapan berita palsu yang menyebar di jejaring sosial besutannya itu berpengaruh pada hasil pemilu.
"Secara pribadi, saya rasa teori bahwa berita palsu di Facebook --yang jumlahnya sedikit-- memengaruhi pemilihan adalah ide yang cukup gila," aku Zuckerberg.
Sepanjang proses pemilu presiden AS lalu, laporan-laporan palsu mengenai Donald Trump dan Hillary Clinton berkali-kali menjadi viral di berbagai media sosial, terutama Facebook. Namun konten viral itu, menurut laporan Buzzfeed, lebih banyak memuat kebohongan.
Sebelum pemilu AS berlangsung, banyak memprediksi presiden terpilih akan menggunakan akun Twitter @POTUS yang sebelumnya dipakai oleh Barack Obama.
Mengutip situs
The Next Web, nantinya semua
tweet alias kicauan yang pernah ditulis oleh Obama selama ini akan dihapus agar presiden yang terpilih bisa menggunakannya seperti akun baru.
Meskipun semua tweet akan dihapus, tidak ada perubahan sama sekali terhadap
follower @POTUS yang jumlahnya lebih dari 11 juta
user.
Sistem ini juga akan berlaku terhadap akun media sosial lain seperti laman Facebook, Instagram, channel YouTube Gedung Putih, Medium, hingga Tumblr.
(hnf)