Jakarta, CNN Indonesia -- Rencana Buzz Aldrin menikmati kondisi iklim Antartika yang menyerupai Mars berakhir menyedihkan. Aldrin yang tercatat sebagai orang kedua yang mendarat di permukaan Bulan terkapar di rumah sakit setelah paru-parunya mengalami penyumbatan.
Meski demikian, Aldrin mengukuhkan rekor sebagai pria tertua yang menginjakkan kaki di benua Antartika.
"Nafas saya terasa sedikit lebih pendek. Setelah melewati pemriksaan mereka melihat ada sumbat di paru-paru saya sehingga oksigen di dalamnya menipis," kata Aldrin seperti yang dilaporkan
USA Today.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Aldrin diduga mengalami altitude sickness yang menyerang sistem pernapasan. Tak lama dari pemreiksaan itu, ia mesti diterbangkan ke Selandia Baru untuk dirawat di rumah sakit.
Pria berusia 86 tahun ini sejatinya sedang "berwisata" ke Antartika bersama anak dan manajernya. Berangkat Selasa dari Afrika Selatan, Aldrin berencana bergabung dengan sejumlah peneliti yang sedang melakukan studi mengenai kemiripan lingkungan Antartika dengan Mars.
Namun perjalanan mereka berubah ketika Aldrin dan rombongannya melaju lebih jauh ke selatan. Nafas rekan Neil Armstrong ini seketika jadi berat.
"Saya menghabiskan waktu yang menyenangkan dengan kelompok di kamp sebelum kami melintas jauh ke selatan," ucapnya.
Antartika sendiri merupakan benua di Kutub Selatan yang jauh dari peradaban manusia di Bumi sehingga mendapat julukan laboratorium raksasa.
Es menyelimuti permukaan dengan ketinggian rata-rata sekitar 2.200-2.300 meter, menjadikannya benua tertinggi di dunia. Ronald Amundsen asal Norwegia adalah orang pertama yang menapakkan kaki di Antartika pada 1911.
Meski telah pensiun dari pekerjaannya sebagai astronot, Aldrin dikenal tetap aktif menjelajah berbagai tempat di dunia. Sebelum Antartika, ia pernah menyelam hingga dasar Samudera Atlantik menggunakan kapal selam mini pada 1996. Selang beberapa waktu, ia pernah berkunjung ke Kutub Utara.
Aldrin tidak ingin berhenti di situ. Ia bahkan mengutarakan ambisi besar berikutnya saat berbaring di rumah sakit.
"Saya sangat menantikan pulang ke rumah, menghabiskan Natal bersama keluarga dan melanjutkan perjalanan dan tinggal permanen di Mars," pungkas Aldrin.
(evn)