Jakarta, CNN Indonesia -- Kasus pembunuhan Duta Besar Rusia untuk Turki Andrei Karlov tampaknya akan menyeret perusahaan teknologi, Apple. Sebabnya, sang pembunuh dubes diketahui menggunakan ponsel asal Amerika Serikat tersebut.
Mevlut Mert Altintas diketahui menggunakan iPhone 4s yang kemudian disita oleh pihak berwajib Turki. Untuk menyelidiki kasus tersebut, polisi ingin membongkar ponsel kuno ini namun terhalang sistem keamanan dari 4 kata sandi.
Menurut laporan media Turki yang dikutip
MacRumors, Apple telah diminta bantuannya untuk membuka iPhone milik pria berusia 22 tahun tersebut.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Walaupun termasuk iPhone lawas dengan sistem operasi lama, tak serta merta membuat iPhone mudah dibuka kuncinya. Pun demikian, belum tentu juga Apple mau membantu membantu. Untuk itu juga, Rusia telah mengirim tim khusus untuk membantuk Turki membuka iPhone ini.
Apple selama ini memang keras kepala soal keamanan penggunananya. Mereka tidak akan membuka ponsel pintar miliknya oleh siapapun dengan alasan apapun.
Seperti yang terjadi saat Apple diminta FBI untuk membuka iPhone 5c yang digunakan oleh pelaku pembunuhan di San Bernandino, AS. Bahkan FBI sudah meminta pengadilan untuk merayu CEO Tim Cook.
Tapi agaknya perlu digarisbawahi adalah, Apple pada akhirnya mau membantu sesuai dengan batas kemampuannya karena, FBI belakangan diketahui tak hanya meminta untuk membuka iPhone namun diberi akses backdoor ke sistem keamanan iPhone.
Karlov sendiri tewas setelah mengalami luka parah akibat tembakan saat tengah mengunjungi pameran fotografi di Ankara, Turki.
Dalam rekaman video yang beredar terlihat Karlov tengah berpidato tepat ketika suara tembakan diarahkan ke dirinya.
Sontak kamera mencari sosok yang menembah Karlov dan mendapati seorang pria bersenjata mengenakan pakaian rapi lengkap dengan setelan jas dan dasi.
Sesaat setelah melepaskan tembakan, Mevlut melambaikan pistol dan menyerukan Takbir lalu meneriakkan kata-kata seperti "balas dendam" dan "Aleppo.
(tyo)