Kurang Dana, Drone Pintar Lily Batal Diproduksi

CNN Indonesia
Jumat, 13 Jan 2017 11:52 WIB
Drone Lily yang berhasil menuai banyak minat konsumen terpaksa harus gulung tikar lantaran ada kendala di biaya produksi.
Drone Lily (Dok. Facebook Lily)
Jakarta, CNN Indonesia -- Drone otonom pintar Lily terpaksa membatalkan produksinya lantaran minimnya dana produksi.

Manajemen Lily mengumumkan gagal produksi ini kepada pelanggan mereka yang telah melakukan pesanan jauh-jauh hari. Lily beralasan mereka gagal mengumpulkan dana yang diperlukan untuk pendanaan produksi.

"Selama beberapa bulan terakhir, kami telah mencoba mengamankan keuangan untuk mulai proses perakitan dan mengirimkannya, tapi tak bisa. Kami sungguh sedih harus mengatakan untuk menutup perusahaan ini dan mengembalikan uang kepada para pelanggan," petikan surat Lily kepada pelanggannya seperti dikutip dari TechCrunch.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sebelumnya Lily telah beberapa kali menunda tenggat pengiriman produk mulai dari musim panas 2016 hingga awal tahun ini.

Padahal mereka mendapat suntikan modal pada pendanaan seri A sebesar US$14 juta dolar dari investor terkenal seperti SV Angel, Spark Capital, Steve Aoki, dan Joe Montana setahun yang lalu.

Namun tampaknya jumlah pendanaan tersebut tidak cukup untuk memperpanjang usia Lily.

Lily merupakan salah satu drone kamera pertama yang menggunakan kecerdasan buatan (AI). Kemunculannya ke publik pertama kali pada 2015 mendapat sambutan yang sangat meriah.

Lily bahkan sempat unjuk gigi di pameran teknologi bergengsi CES di Las Vegas pada 2016 lalu.

Drone Lily disebut pintar karena ia bisa terbang mengikuti pemiliknya. Dengan alat penjejak berbentuk gelang, Lily bisa mengikuti ke mana saja sang pemilik bepergian dan mengambil gambar dari beragam sudut dan ketinggian.

Hal paling menarik dari Lily adalah kemampuannya yang bisa terbang tanpa perangkat kendali. Cukup melemparnya ke udara, baling-baling Lily secara otomatis akan aktif untuk menerbangkannya di udara.

Dilengkapi GPS, Lily sifatnya kedap air dan diklaim mampu terbang selama 20 menit.

Gagalnya Lily memproduksi drone pintarnya ini membuat pelanggan mereka harus gigit jari. Padahal nilai pemesanan Lily sudah terkumpul hingga US$34 juta. Namun kali ini mereka seperti sudah kehabisan akal untuk mengakali kekurangan modal yang mereka butuhkan untuk merakit Lily secara massal.

Melalui surel, Lily berjanji akan mengembalikan 100 persen uang pelanggannya dalam waktu 60 hari. Namun Lily belum merinci detail proses pengembalian uang ini.

[Gambas:Youtube]
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER