Jakarta, CNN Indonesia -- Perusahaan penyedia operator seluler Smartfen Telecom bersama ZTE Corporation telah menyiapkan teknologi penyambut 5G yang akan diuji coba. Buat apa repot-repot dari sekarang, sementara rencana 5G digelar pada 2020?
Teknologi yang diusung Smartfren dan ZTE ini bernama Massive Multi Input Multi Output (MIMO) Base Station dan Multi-Antenna Space Division Multiple Access (SDMA), di mana terdapat 64 'pintu' atau antena agar kapasitas jaringan lebih besar.
Vice President Special Project Network Smartfren Munir Syahda Prabowo menerangkan, sejatinya uji coba Massive MIMO ini sebagai tanda dimulainya gerbang menuju 5G.
"
Ya, memang penetrasi 4G masih berlanjut sampai sekarang, tapi untuk berevolusi ke 5G, sebetulnya tidak perlu banyak perubahan yang ribet seperti pembangunan BTS lagi dan hardware lain. Cukup peningkatan teknologinya (software)," ucap Munir kepada sejumlah awak media di kawasan BSD, Tangerang Selatan, Senin (16/1).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Munir kerap mengatakan, secara global teknologi jaringan 5G ditargetkan digelar pada 2020 mendatang, namun hal itu akan tercapai apabila industri telekomunikasi telah siap.
Baginya, Indonesia bisa punya kesempatan untuk berjalan secara bersama-sama dengan negara-negara lain, dalam hal ini implementasi 5G.
"Kita itu sejak dulu seperti tertinggal, contohnya 4G. Ya untuk 5G ini kalau bisa bareng, kenapa tidak? Uji coba Massive MIMO ini penting agar industri lebih siap menyambut 5G," terangnya lagi.
Massive MIMO diklaim bisa memberi jangkauan koneksi yang lebih luas tanpa adanya hambatan alias lemot saat menerima jaringan ke ponsel pintar.
Group Chief Technology Officer Christian Daigneault mengklaim Massive MIMO mampu meningkatkan kapasitas dan keandalan jaringan, efisiensi energi, dan rendahnya intervensi.
Massive MIMO tidak membutuhkan pembangunan menara BTS baru, karena teknologi ini hanya perlu disematkan saja agar menambah antena demi jangkauan jaringan yang meluas.
"Ini juga bisa jadi solusi menggantikan BTS in building yang harganya mahal dan harus bayar ke pengelola gedung. Kalau ini bisa kami simpan sebagai BTS mobile di luar bangunan," ucapnya di tempat yang sama.
Baik Daigneault dan Munir sama-sama optimis Indonesia bisa mewujudkan 5G tepat waktu yakni 2020, asal teknologinya betul-betul dipersiapkan dari sekarang.
"Salah satu misi Smartfren di 2017 ya ini, menguji coba Massive MIMO yang seperti nyicil persiapan menyambut 5G," tutup Munir.
(tyo)