Bayar Iuran Rp 100 Ribu, Ponsel Digicoop Bisa Dibawa Pulang

Ervina Anggraini | CNN Indonesia
Sabtu, 21 Jan 2017 05:51 WIB
Calon pemilik ponsel cukup mendaftarkan diri sebagai anggota koperasi dan membayar satu kali iuran simpanan pokok anggota sebesar Rp100 ribu.
Pabrik perakitan Digicoop (Foto: CNN Indonesia/Ervina Anggraini)
Jakarta, CNN Indonesia -- Kemunculan ponsel Digicoop yang melibatkan kerjasama lintas kementerian, pebisnis, dan akademisi secara tegas akan bersaing di ranah bisnis ponsel murah.

Meski begitu, ponsel anak bangsa yang dilakukan hasil inisiasi Koperasi Digital Indonesia Mandiri (KDIM) menerapkan skema pemasaran yang berbeda dengan ponsel pada umumnya.

Calon pemilik ponsel cukup mendaftarkan diri sebagai anggota koperasi dan membayar satu kali iuran simpanan pokok anggota sebesar Rp100 ribu dan simpanan wajib per tahun sebesar Rp1,2 juta.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Namun bila berhenti menjadi anggota, cukup mengembalikan ponsel dan akan dikembalikan uang yang sebelumnya disimpan.

Ketua KDIM Henry Kasyfi mengatakan saat ini pihaknya sudah menerima 1.500 pesanan. Jumlah tersebut menurutnya cukup baik sebagai langkah awal Digicoop di ranah ponsel pintar.

"Di awal kami akan menyiapkan 5 ribu unit ponsel, sejauh ini sudah dipesan 1.500 unit," ungkap Henry ketika ditemui disela peluncuran ponsel Digicoop di pabrikan perakitannya di Cikarang, Jawa Barat, Jumat (20/1).

Sesuai dengan banderol harganya, Henry menegaskan Digicoop akan menyasar segmen entry level.

TKDN 20,2 Persen

Ketua Bidang Perangkat Digital KDIM, Teguh Prasetya menambahkan saat ini ponsel Digicoop telah memenuhi persyaratan TKDN sebesar 20,2 persen.

Meski begitu, ia tidak menampik apabila saat ini kapasitas pabrik di Cikarang hanya sebatas perakitan. Sementara pasokan bahan baku saat ini masih diperoleh dari Taiwan, China, hingga Malaysia.

"Untuk pemasok kami selalu ambil yang kompetitif dan efisien, tergantung apa yang dibutuhkan kemudian diambilnya dari mana. Tapi saya pastikan untuk peranti lunak semuanya buatan anak bangsa," imbuh Teguh saat ditemui di kesempatan yang sama.

Ia memaparkan saat ini sejumlah peranti lunak masih dalam tahap sertifikasi paten, salah satunya yakni firmware aplikasi lokal.

Proses pemberian sertifikasi yang membutuhkan waktu hingga satu tahun menurut Teguh menjadi salah satu upaya mendongkrak presentase TKDN ponsel anak bangsa ini.

"Proses sertifikasi butuh waktu lama, sekitar setahun. Saat ini TKDN sudah 20,2 persen dengan komposisi 80 persen hardware dan 20 persen konten aplikasi, setelah aplikasi kami tersertifikasi targetnya tahun ini bisa mencapai 30 persen," imbuhnya.

Sedikitnya ada 20 aplikasi khusus Digicoop yang dikembangakan oleh lebih dari 10 pengembang antara lain layanan Cop Store, Cop Add, Cop Messenger, Cop Pay, Cop Browser, Cop email, dan Cop Cloud.

Lebih jauh Teguh optimis, tahun 2018 komposisi TKDN ponsel Digicoop bisa mencapai 50 persen. Salah satunya dengan melakukan lokalisasi proses molding casing ponsel dan beberapa komponen tertentu seperti baterai.

Spesifkasi Digicoop:
Layar 4,7 inci
Prosesor MediaTek quad-core 1,5 GHz
Kamera belakang 8 MP, depan 2 MP
RAM 1 GB
Baterai 1.800 mAh
Dual SIM 4G LTE

(tyo)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER