Jakarta, CNN Indonesia -- Amazon berencana menambah 100 ribu tenaga kerja dalam 18 bulan ke depan. Angka itu sama dengan jumlah penambahan tenaga kerja yang dilakukan perusahaan tahun lalu.
Berdasarkan laporan keuangan kuartal IV 2016 milik perusahaan, Amazon kini memiliki 341.400 tenaga kerja yang terdiri dari pegawai tetap dan pegawai paruh waktu, belum termasuk pekerja temporer dan kontraktor.
Jumlah itu meningkat dari 230.800 pegawai di 2015. Dengan kata lain, dalam dua tahun terakhir ini Amazon mempekerjakan sekitar 100 ribu pegawai baru.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Jumlah kebutuhan pegawai baru Amazon itu bahkan sama besar dengan total pekerja Microsoft dan menempatkannya sebagai penyerap tenaga kerja terbesar di Amerika Serikat (AS).
Kebutuhan tenaga kerja Amazon ini merupakan bagian dari rencana besar mereka mereformasi pengiriman barang dan jaringan distribusi. Sebelumnya Amazon telah mengumumkan ambisinya membangun jalur distribusi udara dan laut.
Briam Olsavsky, Kepala Keuangan Amazon menyebut tenaga kerja baru akan banyak menempati sektor pengiriman atau pekerjaan teknis lain di gudang-gudang baru Amazon. Upah dari tenaga kerja baru ini pun cenderung dibayar rendah.
Sementara isu tenaga kerja robot makin mengemuka, keputusan Amazon merekrut ratusan ribu pegawai baru ini masih belum terukur manfaatnya baik dalam jangka pendek maupun jangka panjang.
Namun secara politis, rencana Amazon merekrut 100 ribu tenaga kerja baru diyakini bakal mendapat dukungan dari Pemerintah AS. Pasalnya Presiden AS Donald J. Trump ingin perusahaan global berinvestasi lebih banyak di dalam negeri untuk mengurangi angka pengangguran di negaranya.
Jeff Bezos, Pendiri dan CEO Amazon, sebelumnya berada di jajaran pemimpin perusahaan teknologi yang bertemu Trump beberapa waktu lalu.
(gen)