Hambatan dan Tantangan e-Commerce Indonesia

CNN Indonesia
Sabtu, 11 Feb 2017 15:25 WIB
Dengan usia yang tergolong masih muda, rasanya wajar masih ada kekurangan di sana-sini. Paling penting saat ini adalah bagaimana hambatan itu menjadi tantangan.
CEO Blanja.com Aulia E.Marinto yang juga sebagai ketua idEA (Dok. Telkom)
Jakarta, CNN Indonesia -- Ketua Umum Asosiasi e-Commerce Indonesia (idEA) Aulia E. Marinto mengungkapkan e-Commerce di Indonesia adalah sebuah opportunity, karena melihat usia perdagangan online di Tanah Air yang masih tergolong baru.

Aulia mengatakan, dengan usia perdagangan online yang tergolong masih bayi, tentu saja tak bisa ditampik ada kekurangan di sana sini, mulai UKM yang belum semua digital, jaringan telekomunikasi dan sebagainya, itu wajar. Namun, itu seharusnya hambatan bisa menjadi sebuah peluang.

“Hari ini yang paling fundamental dari e-Commerce adalah ekosistemnya. Pertama situs itu sendiri, payment online, dan logistik. Karena logistik itu tidak ada induknya harus kemana serta bagaimana,” ujar Aulia, di Ambon.

Dia menyebut indikator e-Commerce di Indonesia dari take-off untuk lepas landas, sebetulnya sudah cukup banyak, akan tetapi perlu didorong lagi. Contoh, di Indonesia ada 50 juta UKM namun baru satu juta yang masuk e-commerce.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Soal online akan menjadi pesaing, Aulia juga kurang sepakat. Karena sejatinya, tanpa offline pun online tidak bisa berkembang.

“Harus  diakui kita membutuhkan ekosistem yang sehat, e-Commerce itu masih embrio dan digagas pemerintah, perlu didorong pemerintah, itu yang harus kita capai,” ujarnya.

Pria yang juga menjabat sebagai sebagai CEO Blanja.com itu juga tak sepakat bahwa, e-Commerce hanya dinikmati oleh pelanggan di Pulau Jawa. Justru, di luar Jawa berkesempatan besar.

No, Totally Wrong, di luar pulau Jawa itu justru menikmati. Banyak orderan maupun mengirim pesanan ke luar Jawa. Hanya logistik ini kita harus selesaikan bersama,” katanya.

Selain logistik, masalah reseller juga masih menjadi kendala, khususnya yang berasal di luar Jawa. Kata Aulia, kebanyakan reseller tak bisa mengembangkan pesanan yang mendadak. “Mereka kadang suka kaget menerima order yang mendadak banyak, karena tidak sanggup, terus ditinggal.” Aulia menuntaskan.
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER