Jakarta, CNN Indonesia -- Diduga karena cemburu, seorang pria di Jagakarsa berinisial PI bunuh diri dan menyiarkannya secara langsung (
live) di media sosial Facebook. Video ini sempat viral dan telah dilihat sebanyak 100 ribu kali hingga akhirnya dicabut oleh Facebook. Padahal sebelumnya, Facebook sudah mengambil langkah-langkah untuk mencegah insiden semacam itu terjadi.
Awal Maret lalu, dikutip dari
CNN, Facebook mengumumkan mulai menguji coba penggunaan kecerdasan buatan (
artificial intelligence) untuk mengidentifikasi potensi penggunanya menyiarkan unggahan soal “bunuh diri atau melukai diri sendiri” yang dilihat berdasar dari pola unggahan sebelumnya.
Facebook juga mengatakan bahwa penggunanya bisa menghubungi secara langsung (melalui pesan teks atau
chat) pihak terkait di AS, seperti Badan Nasional Pencegahan Bunuh Diri, atau lembaga penanganan krisis lain jika melihat pengguna lain yang dicurigai akan melakukan bunuh diri.
Namun sayangnya, uji coba itu baru terbatas dilakukan di Amerika Serikat.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pada 2016, Facebook menyediakan alat (
tool) bagi penggunanya agar bisa melaporkan dan menandai unggahan yang dianggap mencurigakan. Tim Facebook kemudian akan meninjau unggahan tersebut.
“PENTING: Jika Anda mengetahui ancaman bunuh diri di Facebook, segera hubungi penegak hukum atau saluran bunuh diri. Jika orang yang Anda khawatirkan adalah anggota komunitas militer AS, pastikan untuk menyebutkan hal ini agar mereka dapat memberikan bantuan khusus pada orang ini,” bunyi pernyataan di laman laporan konten mengenai bunuh diri
Facebook.
Dalam laman tersebut, orang yang melaporkan juga diminta untuk menautkan
url akun profil pengguna yang diduga akan melakukan bunuh diri secara langsung.
“Sudah terjadi beberapa insiden tragis—seperti bunuh diri, beberapa disiarkan langsung—yang mungkin bisa dicegah jika seseorang menyadari apa yang terjadi dan melaporkannya dengan cepat,” kata CEO Facebook, Mark Zuckerberg pada Januari lalu.
Beberapa insiden bunuh diri pernah terjadi di AS sebelumnya, yang terbaru dilakukan oleh
bocah perempuan berusia 12 tahun asal Cedartown, Georgia, AS yang menyiarkan aksi bunuh dirinya lewat Live.me, layanan yang mirip dengan Facebook Live.