Jakarta, CNN Indonesia -- Facebook mengatakan akan menutup unit produksi konten virtual reality (VR) yang berada di bawah naungan Oculus Story Studio.
VP Content di Facebook, Jason Rubin mengatakan, keputusan untuk menutup unit produksi konten VR lantaran pihaknya ingin menciptakan konten di luar kategori gaming.
"Kami melihat cara terbaik menciptakan dampak pada ekosistem dan kami berkomitmen mengembangkan film VR dan ekosistem konten kreatif, bukan sekedar untuk game," tulisnya dalam blog resmi perusahaan.
Dengan ditutupnya lini ini, otomatis Facebook akan mengalokasikan US$50 juta untuk langsung mendanai pembuat konten VR. Facebook menegaskan pihaknya akan melakukan riset dan pengembangan konten yang menarik dan relevan untuk penggunanya.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Selain kreator game, dengan usang tersebut Facebook berencana membidik pembuat film, musisi, pelukis, penulis, kartunis, dan siapapun yang memiliki ketertarikan mengembangkan konten dengan teknologi VR.
Di tahun 2014 Facebook mengakusisi Oculus dan mempertahankan karyawannya dengan mahar sebesar US$3 miliar. Kala itu CEO Facebook Mark Zuckerberg yakin medium yang menawarkan tampilan panorama 360 derahat menggunakan headset VR akan familiar dengan keseharian banyak orang.
Menyusul langkah akuisisi itu, setahun kemudian Oculus Studio memproduksi film pendek pertamanya 'Lost'. Film yang menampilkan robot animasi sempat meramaikan festival Sundance di tahun 2015.
Bukan hanya itu, Facebook juga memperkenalkan layanan jejaring sosial baru untuk Oculus bernama Spaces. Berbeda dengan media sosial kebanyakan, Space merupakan produk yang menggabungkan teknologi VR dengan media sosial sehingga pengguna Oculus bisa terhubung dengan akun Facebooknya dan mendapatkan pengalaman memakai media sosial dengan cara yang berbeda.