Jakarta, CNN Indonesia -- Gojek sempat diberitakan mendapat aliran dana sebesar US$1,2 miliar atau sekitar Rp 16 triliun dari raksasa teknologi asal Cina, Tencent. Hal ini sebelumnya diberitakan
TechCrunch yang mendapat rumor dari sumber terdekat kedua perusahaan tersebut, Gojek dan Tencent.
Sumber
TechCrunch itu menyatakan bahwa sudah ada kesepakatan yang ditandatangani minggu lalu. Hanya saja, hingga saat ini kedua belah pihak masih belum memberikan pernyataan resmi terkait pendanaan tersebut.
CEO Gojek Nadiem Makarim juga masih enggan memberikan konfirmasi. “
No comment, saya ada tamu ya,” katanya pendek saat ditanyai awak media mengenai pendanaan tersebut seusai acara, Selasa (9/5). Hal ini disampaikan Nadiem usai peluncuran akses ke Kredit Pemilikan Rumah (KPR), Tabungan Haji dan Tabungan Umrah untuk mitra Gojek di di Kantor Pusat Gojek di kawasan Blok M, Jakarta Selatan.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sehari sebelumnya,
Monica Oudang, HR Director Gojek Indonesia juga menyatakan bahwa rumor soal investasi Tencent kepada Gojek ini hanyalah spekulasi. Ia pun menolak membenarkan isu tersebut.
Menanggapi isu ini, Menkominfo Rudiantara yang ikut hadir di acara yang sama menyatakan apresiasinya kepada Gojek jika rumor pendanaan dari Cina itu benar. Jika isu pendanaan ini benar, ia berharap ada
startup lain yang akan mendapatkan kesempatan yang sama.
“Kalau itu benar, saya mengapresiasi apa yang sudah bisa dilakukan oleh Gojek. Ini membawa potensi digital ekonomi di pasar internasional. Angkanya juga cukup fantastis gitu, kita harus bangga. Bahwa kebetulan banyak yang asing masuk,
ya memang kita membuka kesempatan untuk investasi dari asing,” terang Rudiantara kepada
CNNIndonesia.com.
“Makanya sekarang saya
encourage juga
startup yang sudah
placement series A, mungkin series B, untuk tetap katakanlah memberikan unjuk kinerja. Sehingga, di kita ini yang namanya
unicorn bertambah, bukan hanya Gojek,” lanjutnya.
Di sisi lain, tambahan uang segar dari Tencent otomatis bisa membuat valuasi Gojek menyentuh angka US$3 miliar (sekitar Rp39,98 triliun). Angka itu setara dengan kompetitornya yang berbasis di Malaysia, Grab.
Meski demikian, nilai valuasi keduanya masih berselisih jauh dari Uber yang mencapai US$60 miliar (Rp799, triliun). Selain Tencent, kabarnya Alibaba dan layanan keuangan Ant Financial sempat melakukan pembicaraan dengan Gojek terkait rencana investasi. Meski kemudian keduanya dikabarkan tidak mencapai kata sepakat.