Jakarta, CNN Indonesia -- Lelang frekuensi di spektrum 2,1GHz dan 2,3Ghz dipastikan akan kembali molor dari jadwal semula. Ini menjadi kali kedua bagi Kementerian Komunikasi dan Informatika menjadwal ulang lelang, setelah sebelumnya dipastikan akan rampung pada Maret dan diundur kembali hingga Mei 2017.
Sebelum melakukan lelang, sejatinya pemerintah wajib membuat Rancangan Peraturan Menteri (RPM). Proses penyusunan RPM yang tak kunjung rampung menjadi alasan melesetnya jadwal lelang spektrum.
Rencana kemunduran ini dikonfirmasi oleh anggota Badan Regulasi Telekomunikasi Indonesia (BRTI) I ketut Prihadi Kresna.
"Mungkin agak mundur sedikit, karena masih akan dirapatkan dulu. Rapatnya sendiri diagendakan pada Jumat (2/6) nanti," ujar Prihadi saat ditemui di Jakarta, Senin (29/5).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Usai merampungkan penyusunan RPM, Prihadi menjelaskan proses selanjutnya yakni pembentukan tim seleksi. Tim seleksi nantinya akan terdiri dari ketua, sekretaris, dan anggota yang akan disusun oleh Menteri Komunikasi dan Informatika Rudiantara.
Setelah membuat susunan tim selesi, tahapan berikutnya yakni penyusuanan dokumen oleh operator. Dokumen ini dibutuhkan oleh calon peserta lelang untuk bisa mengikuti seleksi pembelian blok di salah satu spektrum.
Namun begitu, Prihadi belum dapat memastikan apakah proses lelang kedua spektrum tersebut akan dilakukan saat bulan Ramadan atau setelah Idul Fitri nanti.
Ia hanya memastikan proses lelang kedua spektrum akan tetap dilakukan secara bersamaan. Hal ini untuk menampik kekhawatiran sejumlah pihak terkait potensi masalah akibat kasus Corbec terhadap salah satu frekuensi yang akan dilelang.
"Sampai saat ini rencananya lelang akan tetap dilakukan bersamaan. Kalau kendala ngga ada, karena kita masih mengedepankan prinsip kehati-hatian. Jangan sampai nanti ada pihak yang tidak puas atau setuju hingga menggugat proses lelang ini," imbuhnya.
Seperti diketahui pemerintah akan melakukan lelang terhadap tiga blok masing-masing selebar 5MHz di kanal 2,1 GHz dan satu blokselebar 15Mhz di frekeunsi 2,3 GHz. Ketiga blok tersebut diijinkan untuk digunakan sebagai tambahan untuk layanan 3G dan 4G di 10 kota besar yang diklaim saat ini mengalami
congestion (kepadatan trafik).