Jakarta, CNN Indonesia -- Lima tahun sudah Grab beroperasi, khususnya di Asia Tenggara. Selama kurun waktu tersebut, perusahaan ini membeberkan sejumlah pencapaian.
Group CEO dan pendiri Grab Anthony Tan, mengatakan bahwa perusahaannya telah hadir di tujuh negara yakni Myanmar, Thailand, Vietnam, Filipina, Malaysia, Singapura dan Indonesia sejak didirikan pada 2012. Perkembangan tersebut tidak dilalui perusahaan teknologi ini dengan mudah.
"Kami berangkat dari masalah-masalah yang kami alami sendiri seperti kemacetan, lapangan pekerjaan, kepercayaan dan akses terhadap ekonomi digital. Kami pertama kali membangun Grab di Malaysia ketika terjadi banyak kasus kriminal dan kecelakaan taksi,” kata Anthony.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
“Banyak orang merasa tidak tenang dan aman berkendara dengan alat transportasi publik tapi saat memasuki negara lain, seperti Indonesia misalnya, Anda akan melihat ribuan pemotor di jalanan yang sangat padat. Kami belajar untuk merangkul komunitas sangat besar yang tidak kami temui di mana pun ini dan mempelajarinya untuk mengurai kemacetan. Kemudian diaplikasikan ke negara lain seperti Manila," tambahnya.
Menurut dia, masalah-masalah tersebut mempengaruhi pertumbuhan ekonomi jangka panjang Asia Tenggara. Namun, Grab berkomitmen untuk berinvestasi wilayah Asia Tenggara.
Anthony juga menjelaskan bahwa cara untuk membuat dampak jangka panjang yang berarti adalah berfokus pada layanan sehari-hari yang penting bagi konsumen seperti jaringan transportasi yang lebih efisien dan akses yang lebih luas terhadap pembayaran non-tunai.
Seperti diketahui, Grab Indonesia baru saja mengakuisisi Kudo untuk merangkul lebih banyak driver dan desa-desa di tanah air.
"Laporan 'Moving SEA Together' sangat berarti bagi co-founder Tan Hoo Ling dan saya sendiri, karena hal ini menegaskan keyakinan kami bahwa startup rumahan dapat membuat perbedaan di dunia ini, selama kami fokus melakukan hal yang benar. Setiap keputusan yang kami buat dipandu oleh bagaimana cara terbaik untuk memecahkan masalah lokal, dan bagaimana hal itu akan memberi manfaat bagi orang dan masyarakat luas," tambahnya.
Sementara itu, Tan Hooh Ling, menjabarkan laporan 'Moving SEA Together' sebagai acuan pencapaian Grab. Dalam laporan tersebut perusahaan yang identik dengan warna hijau ini telah mengalami rata-rata perkembangan 360 persen dalam jumlah penumpang.
Grab juga telah meningkatkan jumlah mitra pengemudi sebanyak 340 persen se-Asia Tenggara. Khusus Indonesia, jumlah mitra pengemudi telah naik 574 persen.
Hadir di 55 kota, Grab kini memiliki 2,5 juta perjalanan setiap hari. Hingga Juni 2017, aplikasinya telah diunduh lebih dari 44 juta perangkat, melonjak tiga kali lipat jika dibanding bulan yang sama tahun lalu.
Grab juga tak hanya fokus pada bisnis transpirasi tetapi juga sebagai platform pembayaran. GrabPay Credit yang merupakan opsi pembayaran top up telah tumbuh 80 persen per bulan sejak diluncurkan pada Desember 2016.