Boeing Adopsi Kecerdasan Buatan untuk Pesawat Otonom

CNN Indonesia
Selasa, 13 Jun 2017 01:45 WIB
Boeing bersiap menguji coba pesawat otonom dengan teknologi kecerdasan buatan (AI) yang bisa membuat keputusan yang sama layaknya ada pilot di dalam kabin.
Boeing mengadopsi teknologi AI untuk menerbangankan pesawat otonom di tahun 2018. (Foto: REUTERS/Matt Mills McKnight)
Jakarta, CNN Indonesia -- Lupakan mobil atau bus tanpa sopir yang akan mengaspal di sejumlah jalan raya di beberapa negara. Boeing justru bersiap mengambil langkah lebih jauh dengan menerbangkan pesawat terbang otonom.

Rencana itu kabarnya akan diuji coba untuk pertama kalinya pada salah satu penerbangan di tahun 2018.

Perusahaan raksasa penerbangan tersebut akan mengujicoba beberapa pesawat jetnya tanpa kendali pilot. Teknologi yang diusung Boeing bukan sekedar mode autopilot yang masih dibawah kendali pilot ketika pesawat sedang mengudara.

Mike Sinnett, wakil presiden Boeing untuk divisi pengembangan produk mengatakan bahwa pihaknya menanamkan teknologi kecerdasan buatan (AI) yang bisa membuat keputusan yang sama layaknya ada pilot di dalam kabin.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Perkembangan teknologi jelas membantu memudahkan banyak hal, tapi saya tidak tahu bagaimana kami akan melakukan hal itu (penerbangan tanpa pilot) karena hingga saat ini masih dalam tahap pengembangan algoritma," pungkasnya.

Sinnett yang merupakan pilot mengatakan rute yang akan dipilih dalam tahap uji coba pesawat otonom bukan yang melewati daerah padat atau area pegunungan tinggi dan lautan lepas. Meski membatasi medan yang nantinya akan dilewati, namun bukan itu yang menjadi tantangan terbesar bagi pesawat tanpa pilot tersebut.

Tantangan terbesar dalam penerbangan pesawat otonom justru pada menjaga ketinggian yang sesuai dengan parameter lalu lintas udara. Selain itu juga untuk melakukan lepas landas dan pendaratan yang aman dan lancar layaknya ada campur tangan pilot.

Proses pendaratan yang aman dan lancar sejatinya bukan hanya tantangan terbesar bagi teknologi kecerdasan buatan (AI), tetapi juga tak ubahnya sebuah beban berat bagi seorang pilot.

Sinnett mengibaratkan teknologi yang nantinya disematkan dalam uji coba pesawat otonom harus memiliki kemampuan layaknya kapten fenomenal Kapten Chesley Sullenberger.

"Harapannya algoritma yang dikembangkan bisa membuat pesawat otonom melakukan pendaratan seperti yang dilakukan Kapten Chesley Sullenberger dalam film 'Miracle of the Hudson.' Jika tidak bisa, maka tidak mungkin kita bisa ke arah penerbangan tanpa pilot," ucap Sinnett kepada Reuters.

Selain Boeing, penyematan teknologi AI dalam penerbangan sebenarnya sudah lebih dulu dilakukan oleh BAE Systems. Perusahaan pertahanan asal Inggris itu telah menguji coba pesawat otonom sejak tahun lalu.

Menariknya, pesawat BAE Systems juga berhasil terbang di atas ketinggian 15 ribu kaki di atas permukaan laut. Sementara penerbangan sipil yang aman berada pada ketinggian 8.000 hingga 10.000 kaki di atas permukaan laut.
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER