Jakarta, CNN Indonesia -- Beda persepsi soal kapasitas ruang pertemuan menyebabkan pertemuan Grab dengan pengemudi GrabCar batal. Pertemuan itu padahal dijadwalkan sebagai penjelasan duduk perkara kasus insentif hari raya Idulfitri.
Pihak Grab mengagendakan pertemuan itu berjalan terpisah secara simultan di satu tempat. Mereka berdalih cara itu dilakukan untuk menghormati kerahasiaan data masing-masing pengemudi.
"Idealnya penjelasannya personal karena kesalahannya per orang, tidak semua pengemudi punya kesalahan yang sama," kata Managing Director Ridzki Kramadibrata, Senin (10/7) melalui sambungan telepon dengan
CNNIndonesia.com.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Namun mediasi belum mulai, perwakilan pengemudi menolaknya. Ruang yang sempit sehingga tidak mengakomodasi jumlah perwakilan yang datang jadi alasan mitra pengemudi memilih meninggalkan Cityloft, Kuningan yang menjadi lokasi mediasi.
Terkait klaim itu, Grab beranggapan mediasi bisa berjalan untuk lima orang sekaligus. Namun mereka mengutamakan mediasi dilakukan secara perorangan.
"Sebenarnya tidak masalah tapi harus ada persetujuan tertulis dari masing-masing pengemudi kalau data mereka diketahui orang lain. Karena selama ini hanya pihak Grab dan pengemudi yang bersangkutan saja yang tahu data itu," lanjutnya.
Grab menyayangkan upaya mediasi yang merupakan buah kesepakatan dari pertemuan 3 Juli lalu gagal. Menurut mereka, mediasi awalnya sebagai upaya pemecahan masalah yang sudah ditunggu kedua belah pihak.
Untuk sementara, perusahaan teknologi berbasis di Singapura itu belum tahu apakah bakal ada pertemuan mediasi pengganti. Alhasil, Grab kembali menyarankan para pengemudi mengisi formulir online agar mendapat penjelasan atas keputusan sanksi yang dijatuhi.
Perwakilan pengemudi GrabCar sebanyak 10 orang yang tergabung dalam Front Pengemudi Online (FDO) hadir bersama kuasa hukum mereka di Cityloft Sudirman, Full Training Room, Unit 2612, Tanah Abang, Jakarta Pusat pada Senin (10/7) pukul 14.00 WIB. FDO merasa bahwa tempat yang disediakan tidak memadai.
Setelahnya menunggu lama, tempat pertemuan dipindah di area parkir yang tempatnya disebut juga masih kecil. Di sana, ada perselisihan antara manajemen dan pengemudi yang memantik baku hantam.
"Tempatnya sangat kecil. Hanya beberapa orang bisa mewakili. Kawan-kawan ini mendingan tidak ada pertemuan. Ada perselisihan antara manajer Grab dengan pihak kami. Hampir baku hantam karena mereka tidak berkomitmen dengan apa yang kita sepakati bersama. Sudah melenceng jauh," terang Aris saat dihubungi
CNNINdonesia.com, Senin (10/7), melalui sambungan telepon.
Di tempat itu pula, Aris menceritakan pihak Grab telah menyiapkan 15 petugas keamanan. Pihak FDO merasa terancam dengan kehadiran mereka.