Jakarta, CNN Indonesia -- Menteri Komunikasi dan Informatika Rudiantara menyebut transportasi
online tak bisa dihindari. Dia bahkan mengatakan layanan transportasi online lebih ‘syariah’ daripada layanan taksi biasa.
"Transportasi
online menurut saya, mohon maaf, ini lebih syariah dari taksi yang kita setop di jalan," ucap Rudiantara di Jakarta, Rabu (19/7).
Menteri yang akrab disapa Chief RA itu berpendapat dalam layanan transportasi
online bersifat lebih transparan kepada pelanggannya. Pelanggan bisa tahu komponen tarif secara terbuka di setiap perjalanan dengan transportasi
online.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Alasan itu menurut Rudiantara membedakan layanan transportasi
online sehingga dalam waktu cepat bisa merebut hati masyarakat.
Kendati begitu, ia tak menampik ada dampak negatif yang ditimbulkan, terutama terhadap pengemudi taksi konvensional. Dalam hal itu, Rudiantara memastikan pemerintah akan melakukan sosialisasi yang lebih baik.
Penerimaan pemerintah terhadap kehadiran layanan transportasi
online sudah tercermin dari sikap Istana. Presiden Joko Widodo telah menginstruksikan Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi untuk memastikan pengawasan dan pengaturan transportasi
online.
Hal itu dilakukan guna memastikan layanan transportasi
online menjaga standar keamanan, keselamatan, dan kenyamanan pengguna.
"Pemerintah harus merespon dinamika perubahan sangat cepat ini sehingga semuanya bisa menerima," ucap Jokowi di Kantor Presiden, Selasa (18/7) kemarin.
Dalam rapat kabinet kemarin, Rudiantara menuturkan bahwa pemerintah memastikan menyambut kehadiran layanan transportasi
online.
Pertimbangannya adalah transportasi
online membawa berbagai manfaat di antaranya adalah penghematan bahan bakar dan emisi karbon berkurang.