Pengamat: Bukan Batas Bawah, Atur Tarif Promosi Lebih Penting

CNN Indonesia
Jumat, 21 Jul 2017 17:13 WIB
Menurut pakar telekomunikasi, Ridwan Effendi, aturan yang perlu dibenahi pertama-tama sebenarnya justru mengenai aturan promosi.
Ilustrasi BTS (CNN Indonesia/Susetyo Dwi Prihadi)
Jakarta, CNN Indonesia -- PT Indosat Ooredoo menyurati Kementerian Komunikasi dan Informatika terkait permintaan untuk menentukan batas tarif atas dan bawah layanan internet atau data. Indosat percaya aturan tersebut mampu menjaga persaingan serta keberlangsungan industri telekomunikasi di Tanah Air.
 
Menurut pakar telekomunikasi, Ridwan Effendi, aturan yang perlu dibenahi pertama-tama sebenarnya justru mengenai aturan promosi. Ini karena selama ini operator sering banting harga sepanjang tahun untuk menarik pengguna. Namun, strategi ini malah membuat perusahaan merugi dan tidak berkelanjutan.
 
“Menurut saya sekarang ini yang perlu segera dibenahi adalah aturan tentang promosi, karena itu sekarang yang menjadi kunci,” kata dia.
 
Sayangnya, selama ini belum ada hitungan yang ideal mengenai seberapa lama harga sebuah promosi bisa ditetapkan maupun berapa subsidi yang bisa diberikan operator untuk sebuah layanan. Hal itu menurut Ridwan perlu disepakati bersama.

Cost based
 
Selain itu, Ridwan merekomendasikan harga tarif ditentukan berdasarkan biaya investasi dan traffic (cost based). Masalahnya, biaya investasi dan traffic tiap operator akan berbeda. Sehingga, Ridwan mengusulkan perhitungannya berdasarkan kesepakatan model tarif dari seluruh operator nasional.

Alasannya, operator memiliki lisensi nasional. Sehingga, operator seharusnya memiliki jaringan yang menjangkau seluruh Indonesia dengan model yang sama. Hal inilah yang menurutnya bisa dijadikan titik tengah.
 
“Ya memang bisa berbeda. Makanya tarifnya harus dihitung secara nasional untuk suatu model jaringan yang bisa menjangkau seluruh Indonesia. Karena lisensi semua operator itu kan nasional. Jadi, di dalam permodelan untuk menghitung cost based itu harus dimodelkan dulu, disepakati bersama,” terang Ridwan.
 
Perhitungan batas

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Selain itu, Ridwan juga menanggapi pernyataan KPPU yang menolak permintaan Indosat. Mengenai tarif atas bawah menjadi penghambat bagi operator telekomunikasi yang sudah efisien untuk memberikan harga lebih murah , Ridwan tak sepenuhnya setuju.
 
“Ya sesungguhnya idealnya akan seperti itu. Operator kalau sudah efisien itu tarifnya akan murah. Nah tapi kenyataannya di Indonesia ini tidak semua operator membangun secara nasional sehingga bisa saja operator yang membangun sebagian di wilayah-wilayah tertentu yang sangat padat traffic itu akan jauh lebih murah harganya," tuturnya.

"Tapi kan ada operator yang membangun secara nasional. Dia efisien untuk daerah itu tetapi harganya tidak murah juga,” terangnya.
 
Ridwan mencontohkan misalkan sebuah operator banyak membangun di daerah Jawa, harusnya tarif operator di Jawa lebih murah. Pada kenyataannya hal itu tidak terjadi. Harga semuanya berimbang dengan daerah lainnya.
 
Lebih lanjut, Ridwan menilai masyarakat juga tidak sepenuhnya diuntungkan dengan tarif ritel yang rendah dalam jangka panjang. Sebab, tarif tersebut tidak memungkinkan perusahaan telekomunikasi untuk berkembang dan membangun.
 
“Masyarakat sebenarnya juga dengan diberikan tarif murah belum tentu enak juga dalam jangka panjang. Kalau operatornya tidak membangun ya rugilah dia,” pungkasnya.
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER