Jakarta, CNN Indonesia -- GoPro seakan kehilangan jati diri perusahaan. Produsen kamera aksi ini berencana menyuguhkan fitur baru yang memudahkan pengguna memamerkan video secara instan, seperti kacamata pintar Spectacles dari Snapchat.
Di tahun 2017 ini, GoPro akan fokus mengembangkan formula 'baru' yang memungkinkan foto atau video yang direkam oleh kameranya bisa langsung diunggah di internet secara cepat tanpa perlu diolah besar-besaran, layaknya Spectacles.
Kacamata Spectacles sama seperti GoPro, ditenagai oleh kamera yang bisa langsung merekam video di sekitar pengguna. Hanya saja Spectacles bisa langsung mengunggah video tersebut langsung ke media sosial Snapchat.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Selaras dengan fokus tersebut, GoPro nantinya akan membuat fitur yang mampu mengirim video menarik langsung ke ponsel pintar pengguna agar bisa dibagikan secara instan.
"Ini demi memangkas waktu untuk konsumen," ujar sang CEO Nick Woodman kepada
TechCrunch di ajang CES 2017, Las Vegas, Amerika Serikat belum lama ini.
Woodman melanjutkan, "mereka tidak ingin meluangkan waktu untuk mentransfer data meski masih ada yang bersedia melakukannya, tetapi pengguna lainnya tidak ingin membuang waktu untuk mempelajari aplikasi. Mereka hanya ingin dapat menangkap rekaman dan mengunduhnya."
Selama ini GoPro memang menjadi pilihan bagi para pencinta petualangan dan aktivitas penuh aksi lain, namun perusahaan merasa perlu meningkatkan layanannya agar terus memikat hati.
Saat ini, GoPro sedang mencari cara untuk memproduksi perangkat lunak yang dapat menilai menarik atau tidaknya suatu momen berdasarkan sinyal dan sensor di dalam perangkat. Tujuannya, agar memudahkan pengguna berbagi konten dengan orang lain.
"Kami belum meluncurkan fitur ini. Anda bisa merekam video dengan GoPro dan memakai aplikasi kami untuk menyalinnya ke ponsel Anda, dan aplikasi itu membutuhkan waktu untuk mengolahnya. Jika Anda menggunakan algoritma yang sedang kami kembangkan untuk mengidentifikasi momen apa yang benar-benar menarik, Anda tinggal menyalin mereka, tak perlu seluruh
file. Tentu ini akan lebih singkat," imbuh Woodman.
Sekadar diketahui, GoPro sedang mengalami jatuh bangun sejak setahun belakang. Mulai dari sahamnya yang terjun bebas hingga perusahaan yang dinilai minim inovasi.
Sebelum penutupan 2016, GoPro mengumumkan siap memangkas 15 persen karyawannya, termasuk 200 posisi yang sudah ada sebelumnya dan posisi yang sejak awal dibuka untuk pegawai baru.
Presiden GoPro Tony Bates juga dilaporkan hengkang dari perusahaan pada akhir tahun 2016.
GoPro berencana kembali meluncurkan drone Karma Stabilizer setelah menarik seluruh produknya pada 2016 karena masalah baterai. Perusahaan berharap tahun ini penjualannya kembali meningkat.
(tat/hnf)