Jakarta, CNN Indonesia -- Kemunculan laptop dan ultrabook dengan konektivitas 4G LTE makin banyak. Namun tak semua vendor melihatnya sebagai kebutuhan, terutama di Indonesia.
Asus, perusahaan teknologi asal Taiwan, mengaku belum melihat tren laptop dengan konektivitas 4G LTE diminati pasar lokal. Keberadaan ponsel dilihat jadi salah satu faktor yang menyebabkannya belum begitu diminati di Indonesia.
"Belum kelihatan tren itu (laptop 4G) di Indonesia, setidaknya belum begitu jelas," ujar Benjamin Yeh, Regional Director Asus Asia Pacific di Jakarta, Selasa (16/8).
Menurut Benjamin konektivitas 4G masih dominan dinikmati oleh masyarakat melalui ponsel pintar. Fitur 'tethering' yang hampir selalu ada di tiap ponsel saat ini jadi andalan tiap orang untuk menghubungkan laptopnya ke internet kala koneksi WiFi nihil.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kebiasaan pengguna Indonesia dalam memanfaatkan 4G ini yang disebut menciptakan kondisi pasar. Benjamin melihat setiap negara memang punya tren yang berbeda.
Sebelumnya di ranah global, sejumlah laptop maupun ultrabook dengan konektivitas 4G LTE sudah muncul sejak beberapa waktu lalu. Satu yang paling anyar dan mencuri perhatian adalah ultrabook Microsoft yakni Surface Pro 2017. Selain Surface Pro, ada laptop lain seperti HP Spectre X2, Google Chromebook Pixel, HP ProBook 640, dan Xiaomi Mi Notebook.
Kendati Asus masih menanti kondisi pasar, mereka mengaku siap mengadopsi teknologi tersebut di laptop besutan mereka jika tren 4G di laptop mulai dilirik konsumen di Indonesia.
"Asus sebagai pemimpin pasar di Indonesia dan global akan mempertimbangkannya," ujar Ben.
Untuk urusan TKDN (Tingkat Kandungan Dalam Negeri) pun, Asus mengaku tidak masalah. Sebab dari waktu ke waktu mereka mengklaim pihaknya terus patuh dengan kewajiban TKDN yang di produk mereka.
Kepatuhan TKDN diperlukan karena dalam regulasi ini perusahaan teknologi yang ingin memasarkan produk 4G LTE di Indonesia harus memenuhi syarat TKDN 30 persen. Aturan ini dimaksudkan untuk mengadopsi teknologi yang dipakai perusahaan-perusahaan elektronik di dalam negeri.