IDC: Samsung, Oppo dan Asus Kuasai Bisnis Ponsel di Indonesia

Ervina Anggraini | CNN Indonesia
Senin, 19 Des 2016 11:59 WIB
IDC merilis laporan pengapalan ponsel Q3 2016 yang menempatkan Samsung sebagai pemimpin bisnis ponsel di Indonesia disusul Oppo dan Asus.
Ponsel pintar yang dipamerkan dalam sebuah pameran di Jakara. (Foto: CNNIndonesia/ Adhi Wicaksono)
Jakarta, CNN Indonesia -- Insiden yang menimpa Samsung Galaxy Note 7 ternyata tak banyak memengaruhi lini bisnis perusahaan asal Korea Selatan itu di Indonesia.

Dalam laporan kuartal ketiga (Q3) yang dirilis lembaga analis IDC tetap menempatkan Samsung sebagai pemimpin bisnis ponsel pintar di Indonesia disusul Oppo dan Asus di posisi kedua dan ketiga.

Konsistensi kampanye pemasaran di toko ritel tercatat berhasil meningkatkan pengapalan ponsel Samsung.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Secara keseluruhan, IDC mencatat adanya penurunan jumlah pengapalan ponsel pintar di Indonesia pada Q3 tahun ini yakni sebesar tujuh persen. Angka tersebut justru naik dari sebelumnya 4 persen pada periode yang sama setahun lalu.

Meski begitu, Senior Market Analyst, Client Device IDC Indonesia Reza Haryo mencatat bisnis ponsel sempat merenggang pada periode tersebut, hal itu karena bersamaan dengan berakhirnya libur Lebaran.

"Setelah masa libur Lebaran berakhir, bisnis ponsel mulai meregang sehingga memaksa vendor ponsel pintar untuk menurunkan jumlah pengapalan dan lebih fokus meingkatkan kinerja penjualan serta menyusun strategi bisnis untuk akhir tahun," kata Haryo dalam keterangan resmi.

IDC juga melihat segmen menengah mengalami pertumbuhan paling signifikan untuk bisnis ponsel pintar di Indonesia.

Oppo F1 dan Samsung Galaxy J7 yang dibanderol di kisaran Rp3 juta hingga Rp4 juta mengalami pertumbuhan signifikan. Sementara ponsel yang dibanderol kurang dari Rp3 juta masih mengalami permintaan tertinggi untuk segmen ponsel 4G entry level dengan RAM 2 GB dan memori internal 16 GB.

Dibandingkan Q2, jumlah pangsa pasar ponsel 4G juga meningkat menjadi 58 persen sengan pertumbuhan sekunsial mencapai 8 persen. Program bundling operator dengan vendor ponsel menjadi salah satu penyebab tingginya adopsi ponsel 4G.

Menariknya, perusahaan riset asal AS ini juga mencatat permintaan ponsel dengan layar bongsor di Indonesia meningkat menjadi 16 persen year-on-year.

Kebiasaan orang Indonesia menggunakan ponsel untuk chatting, menonton video, bermain game, dan mengakses internet menjadikan permintaan untuk ponsel layar bongsor meningkat.

"Sebagian besar transaksi masih berasal dari vendor besar seperti Samsung, Oppo, dan Asus. Tipe Samsung Galaxy J7, Oppo F1, dan Asus Zenfone Selfie menjadi model paling populer," imbuh Haryo. (evn)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER