Jakarta, CNN Indonesia -- Menteri Komunikasi dan Informatika Rudiantara menyatakan pemerintah akan membantu PT Telkom Indonesia (Telkom) untuk mengamankan slot Telkom 1 yang diperkirakan akan kosong selama satu tahun.
Kekosongan ini karena satelit Telkom 1 yang habis masa orbitnya pada 2018 diperkirakan takkan bisa beroperasi normal lagi usai gangguan pekan lalu.
Pengamanan slot tersebut disebut pria yang kerap dipanggil Chief RA itu sebagai langkah penting untuk Indonesia. Telkom sendiri sudah memaparkan pihaknya akan segera meluncurkan Telkom 4 di orbit yang selama ini ditempati Telkom 1 pada pertengahan 2018.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Nomor satu kita harus amankan slotnya. Nanti harusnya dia [Telkom 1] mengorbit hingga 2018 jadi mungkin ada satu tahun kosong. Jadi mungkin Kominfo akan membantu Telkom untuk melakukan
suspend atas slotnya sehingga aman untuk Indonesia, itu dulu fokusnya," ujar Rudiantara di Jakarta, Selasa (29/8).
Rudi juga mengatakan bahwa pihaknya telah meminta Telkom untuk segera melakukan migrasi kepada satelit-satelit lain. Perkembangan mengenai pemulihan juga diminta Rudi agar selalu dipublikasikan karena dampaknya yang besar pada masyarakat.
"Saya diupdate oleh Dirut Telkom (satelit Telkom 1) dipindahkan ke Telkom 3S dan satelit lain termasuk Apstar. Jadi pelanggan seharusnya bisa tenang, ya memang faktanya terjadi seperti kemarin. Satelit ya tidak bisa diapa-apakan, ya terjadi
glitch di atas ya, kena," ujarnya.
Pria kelahiran Bogor ini juga membeberkan bahwa secara teknis satelit Telkom 1 kemungkinan besar takkan bisa lagi dipakai. Menurut dia, satelit tersebut mungkin sudah kehabisan
fuel atau baterainya sudah tidak berfungsi sehingga harus segera dikeluarkan dari orbitnya.
"Kalau saya cek bukan pergeseran orbit. Kalau saya cek, mungkin baterainya sudah tidak berfungsi. Baterainya sudah abis, kalau begini sisanya buat satelit itu keluar dari orbit. Kalau secara teknis menurut saya itu satelitnya tidak akan bisa dipakai lagi," paparnya.
Soal usia, Rudi sempat menyebutkan bahwa umur satelit Telkom 1 memang sudah tua. Namun ada perjanjian antara Telkom Indonesia dan Lockheed Martin sebagai pabrikan satelit yang memungkinkan umur satelit tersebut diperpanjang.
Sementara itu, Rudiantara mengatakan bahwa bisnis satelit memang penuh risiko. Tak hanya risiko kejadian seperti yang saat ini menimpa Telkom 1, tetapi juga risiko sudah ditemui sejak proses peluncuran. Oleh sebab itu, pemerintah mengingatkan kepada operator untuk selalu mencadangkan satelit.
"Bisnis satelit ini penuh risiko [mulai] dari peluncuran bisa hilang...kalau peluncuran hilang, berarti harus tunggu tiga tahun baru ada lagi. Selama pengoperasian ada juga risiko," pungkasnya.
(evn)