Jakarta, CNN Indonesia -- Sennheiser menawarkan headset dengan fitur nirkabel dan
noise cancelling yang dilego di kisaran 2,3 juta rupiah. Perangkat ini berwarna hitam dengan
finishing matte. Pada bagian headband, ditempatkan juga busa untuk memberi kenyamanan bagi pemakai.
Tim CNNIndonesia.com mendapat kesempatan menjajal headphone ini. Sejauh mana performanya?
Audio
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
 Sennheiser HD 4.5 BTNC memiliki rentang suara menengah dengan karakteristik ringan dan cerah. (dok. CNN Indonesia/Bisma Septalisma) |
Untuk urusan suara,
headset ini menyuguhkan suara yang ringan, cerah, dan detil, ketimbang dentuman
bass berdebam yang berat bertenaga. Untuk
bass, perangkat ini sebenarnya cukup mampu memperdengarkan, namun tendangannya memang kurang bertenaga.
Saat memainkan bunyi di frekuensi bass, Sennheiser HD 4.5 BTNC juga kehilangan beberapa detil yang tak berhasil ditangkap jelas. Walau secara spesifikasi (respon frekuensi 18-22.000Hz), perangkat ini mestinya memang bisa menghadirkan suara hingga frekuensi
sub bass (dibawah 40Hz).
Sehingga, produksi suara
headset ini akan dinilai biasa saja oleh telinga-telinga kebanyakan konsumen Indonesia yang lebih suka suara dentuman bas yang kuat.
Untuk, bunyi-bunyian di skala
low mid (200-500 Hz) dan
mid range (500-3.000Hz) dapat diperdengarkan dengan apik oleh perangkat ini. Sementara suara
treble terdengar bergemerincing dan lincah untuk memperdengarkan suara simbal misalnya.
Namun, bagi pengguna yang tak begitu risau dengan
headset tanpa suara bas yang menor, dan tidak begitu hirau akan detil suara
treble yang begitu tinggi, maka produksi suara
headset ini cukup memuaskan.
Saat digunakan menonton film, efek
surround sound yang dihadirkan
headset ini pun cukup menyenangkan.
Perangkat ini juga sudah mendukung Apt-X
codec.
Codec ini diklaim bisa meningkatkan kualitas suara saat perangkat berbagi koneksi menggunakan Bluetooth dengan perangkat sumber suara yang juga memiliki
codec Apt-X.
Peredam bunyi Perangkat ini memang dirancang dengan peredam suara pasif, dengan model closed back dan over the ear. Peredam suara aktif ditambahkan untuk menambah tingkat kesenyapan (dok. CNN Indonesia/Bisma Septalisma) |
Untuk fungsi
noise cancelling,
headset ini mengantisipasinya secara aktif dan pasif. Aktif lantaran telah dilengkapi dengan
active noise cancelling.
Sementara peredam suara luar pasif didukung dengan rancangan
circumauralnya yang menutupi seluruh bagian telinga pengguna. Penutup cuping dengan model
closed-back dan
over-the-ear dirancang dengan busa berlapis kulit imitasi. Meski demikian, tak banyak suara yang bisa diredam oleh desain pasif ini.
Untuk mendapat efek yang lebih seyap, pengguna mesti mengaktifkan fitur
noise cancelling-nya. Alhasil, saat digunakan di kabin pesawat pun
headset ini berhasil meredam sebagian besar bisingnya suara mesin pesawat. Meski, sebagian kecil suara bising itu masih tetap bocor.
Noise cancellation aktif Sennheiser ini menggunakan mikrofon di tiap bagian
earcup. Mikrofon ini akan mendeteksi kebisingan suara eksternal dan internal untuk kemudian disenyapkan.
Untuk menikmati keandalan audionya, tersedia koneksi nirkabel menggunakan Bluetooth. Koneksi ini juga bisa diinisiasi menggunakan NFC.
Jika pengguna dalam kondisi tidak memungkinkan untuk menggunakan koneksi nirkabel, tersedia pilihan untuk menggunakan kabel 3,5 mm. Misal saat menggunakan di pesawat.
Kondisi lain, ketika interferensi gelombang nirkabel di sekitar membuat koneksi Bluetooth
headset terputus-putus. Ini lantaran Bluetooth yang digunakan perangkat ini berjalan di 2,4 GHz sebagaimana kebanyakan perangkat nirkabel lain.
Sennheisser HD 4.5 hadir dengan rancangan yang cocok untuk diajak bepergian. Dua sayap
headset bisa dilipat untuk membuat bentuknya lebih ringkas. Beratnya pun hanya 0,2 kg.
Dalam paket penjualan, Sennheiser juga telah menyertakan
softcase kanvas berbahan nilon. Penampakannya tidak terlalu mewah memang, namun cukup fungsional.
 Ketika kondisi tak memungkinkan untuk menggunakan koneksi nirkabel, perangkat ini juga bisa digunakan dengan kabel dengan port 3,5 mm. (dok. CNN Indonesia/Bisma Septalisma) |
Untuk bahan, perangkat ini menggunakan plastik di sekujur tubuhnya dengan aksen perak di dekat
earcup. Dengan demikian, headset ini terasa ringan untuk dibawa-bawa. Meski demikian, kualitas plastik yang digunakan di headset ini terasa solid dan kokoh.
Saat digunakan,
earcup terasa cukup nyaman. Namun, ada beberapa headset yang memiliki ukuran earcup lebih besar dari Sennheiser HD 4.5 sehingga terasa lebih nyaman digunakan untuk telinga yang berukuran lebih lebar.
Sebab, saat dicoba,
headset ini tak berhasil melingkupi sebagian kecil telinga sehingga terasa kurang nyaman digunakan untuk jangka waktu lama.
Headset ini juga terasa nyaman saat tak digunakan dan digantungkan di leher.
Earcup yang berukuran cukup besar, lumayan membantu menahan
headset agar tak mudah jatuh.
 Terdapat sederet tombol pada bagian kanan bawah earcup. Mulai dari port USB untuk mengisi baterai, port 3,5 mm, tombol volume, tombol multifungsi, dan tombol power. (dok. CNN Indonesia/Bisma Septalisma) |
Pada bagian kanan
headset, terdapat beberapa tombol cepat yang bisa digunakan. Tombol
power perangkat ini disatukan dengan tombol untuk mengaktifkan
pairing Bluetooth
.
Tombol sebelahnya adalah tombol multifungsi. Ia bisa digunakan untuk mengangkat atau menolak panggilan, memainkan dan menahan musik. Tombol ini juga bisa digeser ke kanan dan kiri. Gunanya, untuk mengendalikan
track lagu yang sedang dimainkan. Sementara tombol panjang yang ada di sebelahnya hanya digunakan untuk mengendalikan volume.
Ada dua cara untuk mengaktifkan
Noise Guard. Pertama ketika headset tengah digunakan nirkabel, pengguna mesti menekan tombol volume kanan dan kiri secara bersamaan. Tapi ketika
headset digunakan dengan kabel, pengguna mesti menekan tombol power satu kali untuk mengaktifkan
noise cancelling.
BateraiBaterai perangkat ini mampu bertahan cukup lama. Untuk penggunaan dengan kabel, pengguna bisa menikmati perangkat ini berhari-hari.
Sementara penggunaan dengan mengaktifkan
noise cancelling dan Bluetooth, perangkat ini bertahan belasan jam.
Pengisian baterai pun berlangsung cepat antara 1-2 jam. Untuk pengisian baterai, perangkat ini menggunakan port microUSB. Kabel tersedia dalam paket pembelian.
Kompetitor Sennheiser HD 4.5 BTNC (dok. CNN Indonesia/Bisma Septalisma) |
Sennheiser HD 4.5 BTNC dilego seharga 2,299 juta rupiah. Untuk
headset dengan fitur
noise cancelling dan koneksi
bluetooth di kisaran harga serupa, Sennheiser mesti berhadapan dengan Sony MDR-ZX770BN dan Plantronics Beatbox Pro2.
Dari pengecekan di beberapa
marketplace online, Sony MDR-ZX770BN dijual sekitar 1,8-2,5 juta rupiah. Sementara Plantronics Beatbox Pro2 di kisaran 3 juta rupiah.
Perangkat-perangkat ini menawarkan harga setengah dari harga headset fitur serupa di kelas highend. Untuk kelas highend, biasanya menawarkan fitur noise cancelation dengan kemampuan tambahan. Selain penggunaan bahan yang lebih nyaman dan produksi suara yang lebih mewah.
Plus
- Detil suara cukup baik
- Harga bersahabat untuk headset wireless dengan fitur noise cancelling
- Headset dan case ringan untuk dibawa bepergian
Minus
- Earcup kurang nyaman, terasa kurang menutup
- Dentuman bas kurang
- Case bawaan tak melindungi perangkat karena berupa softcase
 Foto: CNN Indonesia/Fajrian |