Jakarta, CNN Indonesia -- Gelaran Fintech Innovation Summit 2017 yang dihelat oleh perusahaan riset International Data Corporation (IDC) di Jakarta menampilkan daftar fintech lokal yang punya pertumbuhan paling signifikan. Dua nama di antaranya adalah Amartha dan Gopay.
Daftar yang dibuat oleh IDC ini berisikan sepuluh perusahaan fintech lokal dengan performa terbaik di tahun ini didasarkan pada tiga kerangka yakni jangkauan akses, fungsi, dan kegunaan bagi masyarakat luas.
IDC tak menyusun daftar ini secara peringkat. Sehingga tak diketahui mana di antara kesepuluh fintech tersebut yang paling nyetel di pasar.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
1. UangTeman
2. TCASH
3. Modalku
4. Midtrans
5. Gopay
6. Finansialku.com
7. DOKU
8. CekAja.com
9. Bareksa.com
10. Amartha
Dari sepuluh fintech di atas, tipe lending dan payment gateway mendominasi. Ada tujuh dari daftar yang masuk ke dua kategori itu. IDC memprediksi, fintech yang bergerak di bidang payment akan tetap jadi kategori paling populer di Indonesia.
Tiga kerangka tadi disebut oleh IDC sebagai model kerangka paling efisien di dunia dengan sejumlah indikator utama mulai dari pasar, tingkat adopsi pelanggan, investasi, keberlangsungan hidup, inovasi, dan pemasaran.
Dorongan Pemerintah IDC menilai tumbuh-kembang fintech di Indonesia tak lepas dari peran pemerintah yang mulai mengakomodasi perkembangan teknologi di bidang keuangan dewasa ini. Salah satu contoh yang dirujuk oleh IDC adalah pembentukan tim di bank sentral yang khusus mengurusi fintech.
Di samping melindungi konsumen, regulasi yang mengadaptasi industri menurut mereka mendorong lebih jauh komunitas fintech lokal. "Dengan regulasi yang tak mengekang dan model bisnis baru yagn terus dikejar, pelaku industri bisa tumbuh lebih cepat dari intitusi finansial tradisional," ucap Handojo Triyanto,
Senior Research Manager di IDC Indonesia.
Dorongan pemerintah juga memungkinkan fintech lokal bekerja sama dengan lembaga keuangan lain. Alhasil produk mereka pun bisa makin luas dikenal masyarakat.
Kendati demikian, Handojo mengatakan fintech Indonesia tidak tergolong tipe yang begitu disruptif terhadap pasar. Pasalnya kebutuhan yang dilayani oleh fintech di sini relatif belum dikenal luas oleh masyarakat.
Lebih lanjut, IDC menilai fintech Indonesia telah merengkuh mendapat perhatian yang cukup baik di dalam negeri. "Namun kami yakin sudah waktunya bagi startup ini untuk melangkah ke luar dan fokus ke pertumbuhan regional," pungkas Michael Aranet,
Head of Research IDC
Financial Asia Pacific.