Jakarta, CNN Indonesia -- Geliat layanan keuangan digital (
fintech) di Indonesia saat ini terhitung sedang hebat-hebatnya. Kredivo selaku perusahaan rintisan yang fokus sebagai penyedia kartu kredit virtual adalah salah satu yang berusaha mencicipi manisnya industri ini.
Satu hal yang jadi pertanyaan adalah dari mana
startup semacam ini memperoleh untung?
Seperti disebut di atas, Kredivo adalah penyalur kredit melalui platform digital. Bedanya dengan bank, cara kerja startup ini lebih sederhana dan cepat. Proses persetujuan kredit bahkan bisa mencapai hitungan menit saja.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Alie Tan, CTO Kredivo, menyebutkan ada dua sumber keuntungan yang masuk ke kas mereka. Pertama berasal dari
merchant serta dari pengguna aplikasi Kredivo.
Ia menuturkan setiap nominal transaksi ke
merchant yang pembayarannya diperantarai Kredivo akan dikenai potongan sebagai biaya jasa yang mereka berikan. Ia mengatakan tarif biaya yang dikenakan ke setiap merchant pada umumnya tak berbeda.
Sementara dari segi pengguna aplikasi, Kredivo mendapat dana segar ketika ada pembayaran yang telat dilunasi oleh pengguna yang memakai fitur Pay 30. Pemasukan lain yang didapat dari pengguna adalah biaya 2,95 persen bunga per bulan utk program cicilan yang dibayarkan atas suatu produk yang mereka beli.
"Jadi sebenarnya mirip kartu kredit pada umumnya saja," ujar Alie saat ditemui di bilangan Kuningan, Jakarta, Rabu (4/10).
Saat ini Kredivo memang punya dua produk pembiayaan yakni Pay 30 dan program cicilan berjangka 3, 6, dan 12 bulan. Pay 30 adalah kredit dengan jatuh tempo 30 hari tanpa bunga sehingga konsumen bisa belanja sesuatu saat uang sedang tiris.
Akshay Garg, CEO FinAccel yang menginduki Kredivo, mengatakan skema tersebut membuat Kredivo tumbuh 40 persen dari segi pendapatan dan pertumbuhan konsumen.
Saat ini Kredivo masih fokus di sektor
e-commerce saja, dengan menggandeng enam dari sepuluh pelaku ternama seperti Bukalapak, Bhinneka, JD.id, Lazada, Blibli, dan Shopee. Layanan mereka pun masih berkutat di kota-kota besar saja seperti Jabodetabek, Bandung, Surabaya, Medan, Semarang, Denpasar, Semarang, dan Palembang.
Dari sekitar 30-40 juta populasi di Indonesia yang jadi pasar mereka, Kredivo menyatakan dirinya sudah menggaet beberapa ratus ribu dari angka itu sebagai konsumen. Mereka juga mengklaim sudah memimpin kategori pembiayaan kredit
Point of Sale (PoS) di Indonesia.
"Di samping kartu kredit, kami adalah (platform) kredit digital terbesar di negeri," pungkas Akshay.